Kunjungi Ponpes Salafiah Ar-Ruhama, Ananta Wahana : Pesantren Pelopor Pemersatu Bangsa

Pesantren
Ananta Wahana, saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI di Pondok Pesantren Salafiah Ar Ruhama, Karawaci, Kota Tangerang , Minggu (11/4/2021). (Foto - Semartara News)

Kota Tangerang, Semartara.News – Anggota MPR RI, Ananta Wahana, memuji Pesantren sebagai pelopor pemersatu keragaman Bangsa Indonesia, yang senantiasa berlandaskan Pancasila serta Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ananta Wahana, saat menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI di Pondok Pesantren Salafiah Ar-Ruhama, Karawaci, Kota Tangerang , Minggu (11/4/2021).

“Mari kita sama-sama menumbuhkan kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila,” ujar Senator dari Dapil Banten III ini.

Ananta mengaku, bahwa dirinya sangat bangga dan bersyukur terhadap warga Nahdlatul Ulama (NU), karena menurutnya, kelompok tersebut konsisten mengelorakan semangatnya untuk menjaga keutuhan NKRI.

“Lagu Hubbul Wathon yang dinyanyikan setelah Lagu Indonesia Raya tadi saat pembukaan acara, menunjukan komitmen tinggi NU terhadap keutuhan bangsanya. Dan beberapa ulama yang saya kenal pun, seperti Gus Dur, adalah salah satu contoh dari sekian banyak ulama NU yang memiliki jiwa nasionalis tinggi,” jelas politisi PDI Perjuangan ini.

Sementara itu, pendiri Pesantren Salafiah Ar-Ruhama, KH. KH Baihaqi Abdurrahim, merasa kedatangan Anggota MPR RI, Ananta Wahana, merupakan suatu kehormatan tersendiri baginya. Apalagi menurutnya, kedatangan Legislator tersebut dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, yang mana, hal itu penting untuk para santri untuk memperkuat rasa nasionalisme mereka.

“Penting bagi para santri untuk terus bisa menjaga moral dan persatuan, serta kesatuan, demi menjaga NKRI sesuai dengan pesan-pesan para pendahulu di organisasi NU,” ujar Baehaqi.

Sudarto, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangerang, yang menjadi pembicara di acara Sosialisasi 4 Pilar MPR, menegaskan, jika peran NU sudah terlihat jelas, bahkan sejak masa perebutan kemerdekaan dari tangan penjajah hingga saat ini.

“Bahkan dalam sejarah juga, NU tercatat sebagai organisasi yang turut berperan dalam penumpasan PKI. Yang jelas kepentingan NU pastinya untuk kepentingan bangsa dan negara,” jelas Sudarto.

Sementara itu pembicara lainnya, Abraham Garuda Laksono, menjelaskan, sebagus dan sehebat apapun ideologi Pancasila yang telah disusun oleh para Founding Father, tidak akan ada artinya jika tidak diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dia berharap, seluruh generasi muda bisa menerapkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dalam kehidupanya. 

“Ideologi adalah ide atau gagasan. Oleh karena itu, sebagus apapun ideologi yang kita miliki, yakni Pancasila, tidak ada artinya jika tak ada pengamalannya,” jelas alumnus James Cook University Singapura ini.

Tinggalkan Balasan