Kumpul Jeung Dulur Salakanagara Institute, Gubernur Andra Soni Tegaskan Visi Pendidikan Gratis untuk Banten Maju

Gubernur Banten, Andra Soni, menghadiri acara Kumpul Jeung Dulur Salakanagara dan mengumumkan Program Sekolah Gratis untuk Tahun Ajaran 2025.
Gubernur Andra Soni berfoto bersama peserta Kumpul Jeung Dulur Salakanagara di Puri Salakanagara, Pandeglang. (Foto: tangerangkab.go.id)

Banten, Semartara.News – Gubernur Banten, Andra Soni, menghadiri acara Kumpul Jeung Dulur Salakanagara Institute Silih Asih Jeung Baraya di Puri Salakanagara, Jl Raya Serang – Pandeglang, Cadasari, Kabupaten Pandeglang pada 8 Juni 2025.

Pertemuan ini mengusung tema “Banten Kudu Maju”. Dalam sambutannya, Andra Soni menyatakan bahwa ia sedang menjalankan visi dan misinya sebagai Gubernur Banten.

“Seperti yang disampaikan oleh Pak Tryana, tujuan utama berdirinya Provinsi Banten adalah untuk mengurangi angka kemiskinan, agar masyarakat Banten tidak hidup dalam kemiskinan,” ujarnya.

Ia percaya bahwa pendidikan merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, salah satu misinya adalah menyediakan pendidikan gratis.

Andra Soni merasa bersyukur karena setelah dilantik, ia tidak perlu menunggu lama untuk melaksanakan program-program yang sejalan dengan visi dan misinya sebagai Gubernur Banten.

“Alhamdulillah, Program Sekolah Gratis Provinsi Banten dapat dilaksanakan pada Tahun Ajaran Baru 2025,” tambahnya.

Gubernur menjelaskan bahwa Program Sekolah Gratis akan dimulai dengan kelas 10, karena program ini tidak dapat diterapkan pada kelas yang sudah membayar.

Program ini mencakup penghapusan biaya SPP, buku, uang pangkal, dan uang gedung. Ia juga menekankan pentingnya evaluasi, mengingat tidak mungkin suatu program langsung sempurna.

“Kita ingin disebut sebagai pemula. Saya terbuka terhadap kritik dan saran. Silakan, karena ide kita belum tentu 100 persen benar, tetapi kami berusaha,” ungkap Andra Soni.

Ia juga mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi yang menggratiskan pendidikan di SD dan SMP swasta. “Kita sudah sampai ke tingkat SMA,” ujarnya.

Menurutnya, substansi dari kebijakan ini adalah keterbatasan daya tampung sekolah negeri di tingkat SMA/SMK, yang tidak dapat menampung semua lulusan SMP. Masyarakat cenderung memilih sekolah negeri karena gratis.

Namun, Pemprov Banten tetap berkomitmen untuk membangun ruang kelas dan sekolah baru.

“Dengan Program Sekolah Gratis, tidak akan ada lagi praktik titip menitip untuk masuk sekolah negeri, yang sering kali menjadi awal mula korupsi,” tegas Andra Soni.

Ia mengungkapkan bahwa ada 811 SMA/SMK swasta yang berpartisipasi dalam Program Sekolah Gratis. Andra Soni menegaskan bahwa Pemprov Banten mampu membiayai program ini.

“Provinsi Banten memiliki kemandirian fiskal tertinggi di Indonesia, dengan lebih dari 70 persen pembiayaan berasal dari pendapatan asli daerah,” jelasnya.

Untuk warga yang benar-benar miskin dan terdaftar dalam data Kementerian Sosial Republik Indonesia, saat ini sedang dirintis sekolah rakyat.

Andra Soni juga menjelaskan efisiensi yang dilakukan oleh Pemprov Banten melalui pengurangan perjalanan dinas ke luar negeri, kunjungan ke daerah, dan penyelenggaraan acara di hotel, sehingga dana dapat dialokasikan untuk program-program lain, khususnya Program Sekolah Gratis dan Program Bangun Jalan Desa Sejahtera (Bang Andra).

Ia juga mengungkapkan bahwa operasional RSUD Uwes Qorny di Cilograng, Kabupaten Lebak, dan RSUD Moch Irsyad Djuwaeli di Labuan, Kabupaten Pandeglang, telah dipercepat setelah selama tiga tahun tidak beroperasi.

“Penamaan rumah sakit ini sebagai penghormatan kepada para pejuang yang berkontribusi dalam berdirinya Provinsi Banten,” kata Andra Soni.

Ia menambahkan bahwa hal serupa akan diterapkan pada ruangan-ruangan utama di Gedung Bank Banten yang akan segera diresmikan, dengan nama-nama pejuang yang berperan dalam pendirian Provinsi Banten.

Andra Soni juga menyatakan bahwa dalam RPJMD 2024-2029, akan dibangun rumah sakit di Cibaliung, Kabupaten Pandeglang.

Untuk mendukung upaya pencegahan, Pemprov Banten telah meluncurkan Mobil Klinik berbasis telemedisin, serta menyediakan layanan rumah singgah dan ambulans di Jakarta.

“Saya tidak sedang membicarakan keberhasilan, tetapi membangun fondasi untuk teman-teman yang akan memimpin Provinsi Banten di masa depan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu tokoh pejuang pendirian Provinsi Banten, Tryana Syam’un, berbagi kisah perjuangannya serta harapan untuk masyarakat Banten. (*)

Tinggalkan Balasan