Tangerang, Semartara.News — Badan Standardisasi Nasional (BSN) menilai bahwa kualitas produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia masih rendah.
Sehingga produk UMKM nasional kalah bersaing di pasar global dengan produk pelaku UMKM luar.
Data BSN menyebut, sektor UMKM nasional yang sudah bisa masuk pasar global atau melakukan ekspor baru mencapai 17 persen. Sementara negara lain ekspor produk sektor usaha itu sudah mencapai 30 persen.
Lantaran itu, untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk, BSN melakukan pembinaan terhadap ratusan pelaku UMKM di Tangerang Raya selama dua hari, 2-3 Juli 2022, bertempat di Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten.
“UMKM kita perlu diberikan penguatan terkait manajemen produksi agar mampu bersaing di pasar global. Yaitu bagaimana meningkatkan sumber daya manusia, kualitas produk, dan standar produknya,” ungkap Direktur Sistem dan Harmonisasi BSN, Sugeng Raharjo, Minggu (3/7/2022).
Menurut Sugeng, permasalahan yang berkutat pada kualitas produk tersebut akibat masih rendahnya pengetahuan para pelaku UMKM terhadap proses dan standardisasi produksi.
Seperti pengendalian kualitas bahan baku produksi dari suplayer yang kemudian akan menentukan kualitas produksi.
“Harus lebih teliti, cermat, dan kritis terhadap pemilihan bahan baku dari pemasok. Karena itu menentukan proses produksi berikutnya. Kalau kualitas bahan baku bagus, ya tentu nanti hasil produknya juga bagus,” katanya.
“Dan melalui kegiatan pembinaan UMKM ini, BSN memberikan kesempatan pelaku UMKM mendapatkan pengetahuan untuk lebih meningkatkan kapasitas dan pengembangan usaha agar mampu bersaing meraih pasar global,” imbuhnya.
Jangan Malas Ikut Aturan
Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil Banten III Tangerang Raya, Ananta Wahana mengingatkan agar para pelaku UMKM tidak malas untuk mengikuti aturan terkait produk yang harus memenuhi standar nasional Indonesia (SNI).
“Pelaku UMKM jangan malas ikut aturan. Karena apa, sekarang era persaingan global, maka itu standar produk UMKM menjadi keharusan,” katanya.
Menurut Ananta, sektor UMKM adalah usaha yang diselenggarakan rakyat yang memiliki peran besar terhadap ketahanan sekaligus pemulihan ekonomi nasional akibat hantaman berbagai krisis global.
“Kita tahu, akibat pandemi sangat berdampak terhadap kondisi global. Bahkan beberapa negara krisis ekonomi dan terperosok ke jurang resesi. Namun Indonesia mampu bertahan, dan itu lantaran ditopang oleh sektor UMKM ini,” ucapnya.
Karena itu, Ananta berharap kegiatan pembinaan UMKM yang sudah dilaksanakan berkali-kali di padepokan itu bisa memberikan pencerahan melalui berbagai pengetahuan tetang kegiatan usaha.
“Tentu kita harapkan pembinaan ini nanti hasilnya konkrit. Dan para pelaku UMKM ini juga bisa semakin paham untuk meningkatkan konsistensi, kualitas dan kapasitas produksi sesuai ketentuan SNI,” ujarnya.
Selanjutnya, kegiatan pembinaan UMKM itu ditutup dengan pembagian bantuan paket sembako dari Yayasan Padepokan Kebangsaan Karang Tumaritis kepada para peserta.(jack)