Literasi media
Inisiatif-inisiatif serupa memang perlu digagas sebagai respons dari kenyataan bahwa penetrasi internet dan konsumsi media sosial meningkat di Indonesia, sementara tingkat literasi media di kalangan masyarakat masih relatif rendah.
Seiring penggunaan internet yang terus berkembang, sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki keterampilan yang tepat guna memahami apa yang mereka konsumsi secara daring, entah itu artikel berita, atau permintaan informasi pribadi mereka.
Terlebih di masa pandemi ini, dunia digital juga dipenuhi dengan misinformasi (informasi yang salah) dan disinformasi (informasi yang menyesatkan) yang berkaitan dengan dunia kesehatan, pandemi, bahkan pandangan-pandangan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan cenderung menyesatkan.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Samuel A Pangerapan memberikan apresiasi positif dengan kehadiran situs tularnalar.id ini.
Ia menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang terus berjuang bersama pemerintah dalam menanggulangi misinformasi dan disinformasi.
Sebagaimana data yang ada, sejak Januari tahun 2020 hingga Januari 2021 ada sekitar 1500 hoaks tentang COVID-19, terbayang berapa kerugian dan kekacauan yang terjadi di masyarakat yang mungkin termakan oleh hoaks.
Oleh karena itu, Pemerintah menyatakan sangat mendukung adanya platform tularnalar.id yang diprakarsai oleh MAARIF Institute, MAFINDO, Love Frankie, dan didukung oleh Google.org.
Samuel berharap platform pembelajaran yang bertujuan sebagai sarana edukasi dalam pembekalan keterampilan berfikir kritis ini dapat menciptakan masyarakat yang tahu, tanggap, dan tangguh terhadap hoaks.
Sementara Head of Public Affairs Southeast Asia Google Ryan Rahardjo menambahkan, upaya berkelanjutan itu semata untuk mendukung organisasi-organisasi yang membantu masyarakat Indonesia dalam melawan misinformasi dan disinformasi khususnya terkait vaksin COVID-19.
Memerangi misinformasi dan disinformasi daring terus menjadi tantangan penting dan prioritas utama bagi semua pihak di tanah air.
Maka kemudian semua berharap situs Tular Nalar ini dapat membantu mengasah cara berpikir kritis masyarakat agar terhindar dari misinformasi dan disinformasi terutama terkait COVID-19.
Direktur Program MAARIF Institute Khelmy K Pribadi, menyebut kehadiran situs tularnalar.id adalah bentuk komitmen seluruh konsorsium untuk memperluas akses publik pada sumber pembelajaran daring yang dapat meningkatkan keterampilan praktis dosen, guru, siswa, dan siapapun untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas literasi digital untuk melawan misinformasi, disinformasi, dan ujaran kebencian.
Situs tularnalar.id menyediakan materi pembelajaran yang kreatif dan interaktif, termasuk di dalamnya adalah modul, video, dan kuis-kuis menarik dengan sumber rujukan yang jelas.
Hal serupa juga disampaikan oleh Juli Binu dari Love Frankie, yang menyampaikan dalam proses penyusunan situs tularnalar.id, pihaknya juga melakukan riset kepada para pakar di bidang literasi media untuk dapat memahami tantangan-tantangan yang dihadapi oleh para pengajar dalam mengajarkan literasi media kepada siswanya.
Mereka juga menguji berbagai model kursus daring untuk menghasilkan situs yang ramah bagi penggunanya termasuk kaum disabilitas.