Kabupaten Tangerang, Semartara.news – Aliansi Mahasiswa Tangerang Anti Penindasan dan Pemagaran Terhadap Usaha Rakyat (Anti Pagar) mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Jakarta untuk segera turun ke Pasar Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten.
Desakan Mahasiswa Anti Pagar itu menyusul surat permintaan klarifikasi dari Komnas HAM kepada Bupati Tangerang terkait pemagaran Pasar Cisoka yang berimbas pada matinya puluhan tempat usaha warga setempat.
Koordinator Mahasiswa Tangerang Anti Pagar, Firmansyah mengatakan, sampai saat ini belum ada tembusan dari lembaga tersebut tentang hasil klarifikasi Bupati Tangerang terkait pemagaran jalan akses keluar Pasar Cisoka.
“Minggu ini kami akan minta kepada Komnas HAM hasil klarifikasi Bupati Tangerang,” ungkap Firmansyah.
Selain itu, lanjut Firmansyah, pihaknya akan mendesak lembaga tersebut untuk segera turun melihat langsung kondisi bangunan rumah dan tempat usaha warga yang terdampak pemagaran jalan akses keluar Pasar Cisoka.
“Setelah waktu maksimal 30 hari yang ditentukan, kami meminta Komnas HAM turun ke lokasi setelah klarifikasi dari bupati sudah ada,” tegasnya.
Firmansyah kembali menegaskan, jika hasilnya menemui jalan buntu, pihaknya mewakili warga pemilik tempat usaha sudah mempersiapkan langkah hukum selanjutnya.
“Sudah kami siapkan langkah akan kemana jika penyelesaiannya buntu, untuk saat ini kami percayakan dahulu Komnas HAM untuk mediasi,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu warga pemilik usaha terdampak pemagaran Pasar Cisoka, Periat Handoko menyayangkan sampai saat ini lembaga tersebut belum juga turun untuk melihat langsung kondisi warga terdampak pemagaran.
“Sampai hari ini Komnas HAM belum juga datang melihat langsung kondisi tempat usaha warga yang terdampak pemagaran Pasar Cisoka,” ujar Periat Handoko kepada Redaksi24.com melalui WhatsApp, Senin (31/1/2022).
Sedangkan usaha warga pasca pemagaran jalan akses keluar Pasar Cisoka oleh Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja (NKR), kata Handoko, nasibnya kian terpuruk, tidak ada pembeli yang datang berbelanja.
“Usaha kami semakin merosot, sepi, nggak ada pembeli,” keluh Periat Handoko seraya menambahkan warga terdampak pemagaran berencana akan kembali mendatangi Kantor lembaga tersebut di Jakarta. (Redaksi24)