Jakarta, Semartara.News – Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, melakukan inspeksi mendadak di lokasi kebakaran kilang Pertamina di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (2/4/2021). Pada kesempatan itu, ia mengaku menemukan bahwa, penanganan di RU VI Balongan tersebut sudah sesuai standar yang disyaratkan.
“Kami menemukan semua penanganan di RU VI Balongan ini sudah sesuai standar yang disyaratkan,” kata Herman sebagaiman diberitakan LKBN Antara.
Herman mengatakan, bahwa maksud dari inspeksi itu, dia ingin mengetahui secara terperinci kondisi tangki di Kilang Pertamina Balongan. “Secara teknis kelaikan tangki masih layak, sertifikat masih baik, dan seluruh apa yang menjadi prasyarat itu sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan,” katanya.
Selain itu, dia menilai, bahwa Pertamina sudah bergerak cepat menangani kebakaran serta mengevakuasi warga di sekitar lokasi kebakaran. “Semua sudah memenuhi standar, tentu harus menunggu, pasca terjadi kebakaran penanganan sangat cepat, untuk itu saya memberikan apresiasi,” kata politisi yang akrab disapa Hero tersebut.
Secara terpisah, Anggota Komisi VI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ananta Wahana, menekankan, bahwa kejadian kebakaran tersebut ketika sudah ditangani jangan sampai dianggap selesai begitu saja. Sebab menurutnya, kebakaran kilang minyak tidak hanya terjadi sekali saja.
“Ini kan tidak hanya sekali terjadi. Sebelumnya, di Dumai Riau, Balikpapan, Cilacap, juga pernah terjadi kebakaran. Jangan sampek kebakaran kali ini, setelah selesai tertangani, semuanya dianggap selesai begitu saja,” tutur Ananta melalui sambungan telfonnya, Jumat (2/3/2021).
Maksudnya, terang Ananta, tragedi kebakaran kilang minyak tersebut perlu diselidiki secara detail, dan dijelaskan secara ilmiah serta transparan. Sehingga, menurut Senator dari dapil Banten III ini, kejadian semacam itu tidak terulang kembali.
“Ini perlu diberikan penjelasan secara ilmiah dan transparan. Sehingga, nantinya akan kelihatan, apakah karena kelalaian manusia, atau dari kerusakan alat. Jangan sampai, ini seperti memutar film lama,” tuturnya.
Tak hanya itu, Alumni Presidium GMNI ini menilai, setiap kejadian perlu ada punishment sesuai dengan beban dan tanggung jawabnya. Sehingga, dengan adanya hukuman tersebut, muncul rasa kehati-hatian untuk tidak terulang kembali.
Selain itu, Ananta juga menekankan, bahwa pasca kejadian tersebut pasti akan memunculkan kecemasan dari masyarakat sekitar lokasi kejadian. Oleh karena itu, ia berharap pihak Pertamina bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan tersebut. Sehingga, masyarakat sekitar kilang minyak balongan tidak mengalami trauma pasca kebakaran.
Ananta juga mengingatkan, bahwa kebakaran tersebut terjadi pada saat menjelang ramadhan dan idul Fitri tahun ini. Di mana, konsumsi BBM akan meningkat. Karenanya, dia juga berharap agar pihak Pertamina memastikan pasokan BBM tidak terkendala akibat kejadian tersebut.
“Ini kan Ramadhan dan Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi. Jadi, jangan sampai kebakaran Kilang Minyak Balongan itu membuat pasokan BBM tersendat. Karena kalaupun pemerintah sudah membuat larangan mudik, Pertamina harus tetap mengantisipasi peningkatan aktivitas masyarakat,” imbuhnya.
“Jika sekiranya ada kendala terkait itu (Distribusi BBM, Red), dari sekarang harus dicarikan solusi. Karena kalau sampai masalah ini tidak diantisipasi, kasihan masyarakat kalau harus kesulitan BBM di bulan Ramadhan,” pungkasnya.