Komisi IX : 95 Persen Bahan Baku Obat di Indonesia Masih Impor!

Bahan Baku Obat.
Anggota Komisi IX DPR RI, Mochammad Nabil Haroen, atau yang akrab disapa Gus Nabil, menyayangkan, bahan baku obat di Indonesia masih impor. (Foto - RMOL)

Jakarta, Semartara.News – Anggota Komisi IX DPR RI, Muchammad Nabil Haroen, menyayangkan, 95 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor. Gus Nabil, sapaan akrabnya, menyampaikan itu saat menghadiri acara pertemuan ilmiah secara virtual yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPODTJI), Sabtu (19/12/2020).

Acara yang bertajuk “Integration of Traditional Medicine Into Evidence-Vased Clinical Practice” itu, dihadiri oleh Menteri Kesehatan, dr Terawan Agus Putranto, dan juga Kepala BPOM RI, Penny Lukito. Keduanya menjadi Keynote Speaker pada acara yang berlokasi shooting di Hotel Sultan, Jakarta.

“Terkait dengan masih impornya bahan baku obat sebanyak 95%, sangat ironi bagi Indonesia. Hal ini, disampaikan Pak Jokowi dalam sebuah agenda rapat, terkait dengan, tantangan kesehatan dan health security,” tutur Gus Nabil.

Ketua Umum Pagar Nusa ini meminta, Pemerintah Indonesia mendorong riset-riset bidang medis. Hal itu bertujuan agar Indonesia, mengurangi impor bahan baku obat. Sebab menurut Gus Nabil, Indonesia banyak memiliki tanaman berkhasiat, yang bisa menjadi bahan obat. “Juga, aneka kekayaan laut yang bisa dikembangkan sebagai bahan baku obat. Indonesia seharusnya ekspor bahan baku obat, bukan hanya import,” tegasnya.

“Para dokter, Pengusaha, Perajin, dan masyarakat yang konsern dengan rempah dan obat herbal, harus saling kolaborasi untuk sama-sama mendorong, agar, obat herbal bisa mendapat dukungan publik yang lebih luas, terjaga produksinya, terjaga kualitasnya,” tambah Politisi PDIP ini.

Ia menekankan, bahwa, harusnya Indonesia berjaya di bidang obat herbal. Sebab, kata Gus Nabil, Indonesia memiliki khazanah tanaman dan rempah-rempah yang bagus untuk kesehatan. Memoru jalur Rempah Nusantara, lanjut dia, menjadi bukti, bahwa, negara Indonesia merupakan surga bagi penikmat obat herbal.

“Dengan dukungan riset dan iklim usaha yang sehat, obat herbal Indonesia harusnya bisa memasok pasar internasional,” ungkapnya.

Untuk itu, imbuhnya, dengan potensi sumber daya alam dan manusia yang ada, Indonesia harus bangkit melalui riset-riset obat herbal. Tentu hal itu tidak bisa berjalan sendirian. Menurut Gus Nabil, langkah tersebut perlu kebijakan yang mendukung terhadap riset dan pengembangan obat herbal.

“Kita dukung petani, kita dorong periset, kita temani pelaku industrinya, lalu digarap dengan regulasi yang jelas. Bahkan, Indonesia bisa mengambil peluang untuk memasok obat herbal di pasar internasional, jika, punya produk yang telah diujicoba dan diakui oleh lembaga kesehatan internasional,” lanjut Dia.

Oleh sebab itu, Ia mendukung langkah dan program PDPOTJI di masa yang akan datang dalam upaya agar Indonesia, berdaulat dari sisi obat-obatan. Tidak hanya itu, Gus Nabil berjanji, dirinya bersama Komisi IX DPR RI, akan mengawal mengawal regulasi maupun teknis di Parlemen.

“Saya mendukung Langkah-langkah dan program PDPOTJI di masa mendatang, sebagai upaya agar Indonesia, berdaulat dari sisi obat-obatan. Persoalan terkait regulasi maupun teknis, akan kami kawal bersama anggota Komisi IX DPR RI lainnya, demi, mewujudkan kemandirian obat Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan