Komisi II Soroti Isu Jual Beli Pulau di Indonesia

Pemilu 2024
Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung. (Foto - Antara)

Tanjung Pinang, Semartara.News – Maraknya isu jual beli pulau di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, mendapat sorotan dari Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung. Ia mengaku prihatin, karena isu penjualan pulau tersebut sudah lama terjadi. Bahkan, sejak 2010, dirinya telah mendapatkan informasi tentang penjualan pulau di NTT.

“Sekarang marak lagi, paling fenomenal itu penjualan Pulau Selayar di Sulawesi Selatan yang diselidiki aparat penegak hukum,” kata Doli seperti yang diberitakan LKBN Antara, Jumat (19/2/2021).

Doli menyampaikan, bahwa pihaknya akan memanggil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Kementerian ATR) untuk memastikan, bahwa penjualan pulau di Indonesia tidak boleh terjadi. Karena menurutnya, jual beli pulau tidak diperbolehkan apalagi ke pihak asing. Karena, akan mengurangi eksistensi pulau-pulau Indonesia.

Menurutnya belum tentu pulau yang dijual itu dikembalikan untuk kepentingan rakyat. “Kami kira perlu diperkuat regulasinya, karena masalah penjualan pulau ini kerap luput dan dianggap biasa,” tuturnya.

Politikus Golkar itu juga mengaku telah menerima laporan tentang penjualan pulau di sejumlah daerah, salah satunya di Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Hal itu diketahui, saat pihaknya menggelar reses masa sidang 2020-2021 di Kepri tanggal 15 Februari 2021. Dalam reses tersebut, pihaknya mendapat informasi penjualan tiga pulau di Anambas melalui situs online luar negeri, yaitu Pulau Ayam, Pulai Yudan, dan Pulau Kembung.

“Ini pentingnya reses di Daerah-daerah, kami baru tahu informasi soal penjualan pulau di Anambas. Masalah ini juga akan dibawa saat rapat kerja dengan Kemendagri dan Kementerian ATR,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Doli meminta Kemendagri dan Kementerian ATR mengecek isu penjualan pulau di Indonesia, karena ia khawatir, kejadian penjualan pulau sering terjadi namun tidak terekspos. “Contohnya penjualan Pulau Selayar senilai Rp900 juta, kalau tidak bersinggungan dengan wilayah Balai Tanaman Nasional, mungkin masalah ini tidak terekspos,” pungkas Doli.

Tinggalkan Balasan