Dalam tema pelatihan Professional Academy, Kementerian Kominfo menargetkan peserta dari kalangan masyarakat yang sudah bekerja minimal dua tahun. Sedangkan Fresh Graduate Academy diperuntukkan bagi lulusan perguruan tinggi.
“Untuk program 2023 ini khusus FGA kita bekerjasama dengan industri, jadi industri itu kita tanya berapa kebutuhan dari penyerapan pegawainya, kemudian bidangnya apa terus kita buka penawaran kerja yang diikuti oleh pelatihan.
Kemudian dia mengikuti semacam magang atau bootcamp, setelah itu mereka bisa kontrak kerja terhadap industri,” jelasnya.
Beda dengan FGA – di mana peserta yang memenuhi kriteria memperoleh kesempatan mendapatkan sertifikasi berbasis global, dalam pelatihan Vocational School Graduate Academy (VSGA) peserta akan memiliki peluang memperoleh sertifikasi berbasis SKKNI.
“VSGA ini diperuntukkan untuk masyarakat minimal adalah lulusan SMK, bisa D1, D2, sampai D4. Bedanya dengan V FGA, VSGA adalah pelatihan-pelatihan yang berbasiskan pada Peta Okupasi atau SKKNI, khususnya untuk SKKNI di bidang komunikasi, bidang IT, dan di bidang telekomunikasi,” ungkapnya.
Kabalitbang SDM Hary Budiarto menjelaskan akademi lainnya yakni Talent Scouting Academy yang diperuntukkan bagi mahasiswa sebagai bagian dalam mendorong program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
“Jadi mahasiswa kita berikan pelatihan kemudian mereka kembali ke kampus bisa konversi beberapa SKS, rata-rata sekitar 10-20 SKS. Target kita untuk tahun 2023 untuk Program Talent Scouting ini sekitar lima ribu mahasiswa,” jelasnya.
Akademi berikutnya seperti Thematic Academy dikhususkan untuk komunitas tertentu seperti buruh migran, kalangan disabilitas, perempuan, anak-anak, dan lainnya di seluruh Indonesia.
“Kita juga melatih anak-anak misalnya mengadakan program Coding For Kids atau Data Science for Kids. Jadi anak-anak ini kita ajak masuk ke dunia digital, yang paling disukai oleh masyarakat dari pelatihan ini adalah tema-tema seperti video editor dan content creator. Kalau kita buka pelatihan ini masyarakat banyak sekali yang mendaftar,” tuturnya.
Sedangkan untuk pelatihan Digital Entrepreneurship Academy bertujuan untuk melatih masyarakat menjadi wirausaha digital. Dalam pelatihan DEA sendiri memiliki empat kurikulum dari memperkenalkan dasar-dasar penggunaan platform digital hingga cara mengelola marketplace sampai penggunaan data science, big data atau AI (Artificial Intelligence) untuk dapat mengembangkan produksi bisnis.
“Kami juga melatih para ASN yang dinamakan Government Transformation Academy yaitu pelatihan yang digunakan untuk mereka lebih mempunyai kompetensi di dalam melakukan pelayanan publik. Semua program pelatihan DTS ini gratis untuk masyarakat, mahasiswa, hingga pekerja tinggal melakukan pendaftaran untuk bisa mengikuti pelatihan ini secara online maupun offline,” jelasnya.
Dalam acara itu hadir mendampingi Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto, Sekretaris Balitbang SDM Kementerian Kominfo Haryati, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Said Mirza Pahlevi dan Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Hedi M. Idris. (Sayuti)