Jakarta, Semartara.News – Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), berbagai cara dilakukan untuk mempertahankan usaha mereka selama masa Pandemi COVID-19. Salah satunya, pelaku UMKM melakukan digitalisasi usaha mereka.
Di tengah banyaknya aktivitas yang dibatasi karena Pandemi COVID-19 itu, salah satu cara yang harus dilakukan untuk tetap bertahan dan berkembang adalah dengan pemanfaatan teknologi digital. House of Vandy’s misalnya, pelaku UMKM yang berhasil melakukan digitalisasi usahanya dengan baik.
Brand ini merupakan UMKM produsen busana muslim dari Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat. Awalnya, House of Vandy’s didirikan pada 2014 lalu sebagai perusahaan penjual tangan kedua (reseller) baju-baju muslim. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, UMKM ini memiliki produksi busana muslim dengan merek sendiri bernama Vandeesa.
Vivi Susanti, pemilik House of Vandy’s, mengaku punya keberanian untuk membuat merek sendiri karena melihat peluang bisnis yang besar dari usaha jual-beli busana muslim. “Banyak anak muda maupun ibu rumah tangga yang merasa lebih nyaman mengenakan baju muslim dalam kesehariannya. Selain itu, saya pribadi ingin mengajak lebih banyak orang mengenakan baju muslim,” tuturnya.
Keberanian Vivi saat itu berbuah hasil positif, karena merek buatannya kini telah banyak dikenal orang. Selain memiliki desain dengan motif menarik, produk Vandeesa juga bervariasi. Ada berbagai model celana, kerudung, scarf, dan jenis busana muslim lain dengan desain simpel serta modis yang dapat dipilih para pembeli.
Selama ini, penjualan busana muslim di House of Vandy’s dilakukan secara konvensional. Akan tetapi, hal itu berubah pasca pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia sejak awal tahun lalu. Akibat pandemi, roda bisnis House of Vandy’s sempat berhenti berputar. Penjualan produk-produk buatan Vivi turun drastis. Hal itu mengakibatkan terhentinya produksi selama beberapa bulan.
Kondisi tersebut membuat Vivi harus memutar otak agar bisnisnya tidak gulung tikar. Beruntung, selama ini Vivi aktif mengikuti pendampingan yang dilakukan Rumah BUMN Depok di bawah koordinasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).
Melalui keikutsertaannya di Rumah BUMN binaan Telkom tersebut, Vivi mendapat banyak pelatihan untuk mengatur keuangan dengan baik, menggunakan teknologi digital, meningkatkan kemampuan mengambil foto produk, serta membuat copywriting yang menarik. Tak hanya itu, House of Vandy’s juga dijembatani agar dapat memajang produk-produknya pada sejumlah marketplace seperti PaDi UMKM, Sakoo, dan Bonum.
Vivi berkata, pelatihan-pelatihan yang diberikan Telkom efektif membuat bisnisnya bertahan selama pandemi. Tak sedikit pembeli mulai sadar akan kehadiran brandnya di dunia virtual, dan mengunjungi lapak House of Vandy’s di berbagai marketplace karena tertarik dengan tampilan produknya. “Ini tidak akan terjadi apabila Rumah BUMN dan Telkom tidak memberi pelatihan fotografi dan copywriting,” terangnya.
Selain mengandalkan kemampuan barunya membuat copywriting dan mengambil foto produk dengan menarik, Vivi juga berinisiatif meluncurkan produk-produk anyar seperti masker, sajadah travel, dan scarf. Inovasi tersebut diterima baik oleh pasar. Vivi menyebut ada banyak sekali pesanan sajadah travel yang diterima House of Vandy’s sejak produk itu diluncurkan.
“Selama pandemi ini, kan, mereka yang akan salat di masjid disarankan membawa peralatan salat sendiri. Nah, sajadah travel ini sangat cocok,” ujar Vivi. Ke depannya, Vivi berharap Rumah BUMN dan Telkom terus memberikan bantuan dan pelatihan bagi pelaku usaha. Dia yakin pendampingan Rumah BUMN dan Telkom berperan signifikan dalam membantu UMKM untuk bertahan hidup dan melakukan transformasi proses bisnis ke arah digital.