Kisah Perjalanan Mahasiswa PBSI UMT di Yogyakarta: Menyusuri Jejak Budaya dan Sejarah

Ikuti perjalanan inspiratif sekelompok mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Tangerang ke Yogyakarta
Mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Tangerang id Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta usai mengikuti seminar tentang 'Peran Bahasa dan Sastra dalam Membangun Karakter Bangsa'. Diskusi yang inspiratif dan penuh semangat ini semakin memperkuat komitmen kami untuk menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Bersama, kita belajar dan tumbuh. (Foto: Dok. Penulis)

Travel, Semartara.News – Pada malam yang cerah di tanggal 4 November 2023, sekelompok mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dari Universitas Muhammadiyah Tangerang  (UMT) bersiap untuk memulai perjalanan yang penuh makna. Dengan dua bus besar yang siap mengantarkan, mereka berkumpul di area kampus, bersemangat untuk menjelajahi Yogyakarta, kota yang kaya akan budaya dan sejarah. Kegiatan ini merupakan bagian dari program studi yang bertujuan untuk memperluas wawasan akademik dan mempererat hubungan antar mahasiswa.

Perjalanan dimulai tepat pukul 21:00 WIB, dan setelah menempuh perjalanan malam yang panjang, mereka berhenti sejenak di rest area untuk beristirahat. Suasana di dalam bus dipenuhi dengan canda tawa dan harapan akan pengalaman baru yang akan mereka dapatkan. Pagi harinya, setelah melaksanakan sholat subuh dan sarapan, rombongan ini tiba di destinasi pertama mereka: Pantai Kukup di Kabupaten Gunung Kidul. Suara ombak dan angin laut menyambut mereka, memberikan semangat baru untuk melanjutkan perjalanan. Di pantai ini, mereka tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar tentang ekosistem pesisir dan pentingnya menjaga kelestariannya.

Setelah menikmati keindahan Pantai Kukup, mereka melanjutkan perjalanan menuju hotel. Pukul 19:00 WIB, setelah check-in dan beristirahat sejenak, para mahasiswa memutuskan untuk menjelajahi Malioboro, salah satu ikon Yogyakarta. Dengan menaiki becak motor, mereka merasakan sensasi berkeliling kota sambil menikmati suasana malam yang hidup. Becak motor yang berwarna-warni menambah keceriaan malam itu, dan suara deru mesin serta tawa riang mahasiswa menciptakan suasana yang hangat.

Malioboro pada malam itu dipenuhi dengan keramaian. Wisatawan dari berbagai penjuru berkumpul, menciptakan suasana yang meriah. Lampu-lampu berwarna-warni menghiasi jalanan, dan aroma kuliner khas Yogyakarta, seperti gudeg dan wedang ronde, menggoda selera. Para mahasiswa pun tak melewatkan kesempatan untuk mencicipi makanan tradisional sambil bersantai di area terbuka. Mereka berbagi cerita dan tawa, menciptakan kenangan yang tak terlupakan.

Di tengah keramaian, mereka juga menemukan spot-spot foto menarik. Tugu Yogyakarta dan plang Jalan Malioboro menjadi latar belakang yang sempurna untuk mengabadikan momen bersama teman-teman. Dinding bergambar grafiti dan bangunan bergaya kolonial menambah keindahan visual malam itu. Setiap foto yang diambil bukan hanya sekadar gambar, tetapi juga simbol dari pengalaman dan persahabatan yang terjalin selama perjalanan.

Tak hanya kuliner dan foto-foto, Malioboro juga menawarkan pertunjukan seni dan budaya. Mereka menyaksikan pagelaran wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah epik, merasakan nuansa budaya Yogyakarta yang kental. Kegiatan ini menjadi pengalaman berharga yang memperkaya wawasan mereka tentang seni tradisional. Mahasiswa PBSI pun terlibat dalam diskusi mengenai makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pertunjukan tersebut, menambah kedalaman pemahaman mereka tentang budaya lokal.

Hari kedua perjalanan diisi dengan kunjungan ke Gamplong Studio Alam, tempat yang terkenal dengan keindahan alam dan sering dijadikan lokasi syuting. Di sana, mereka belajar tentang produksi film dan berkesempatan untuk berfoto di berbagai spot Instagramable. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang dunia perfilman. Mereka berdiskusi tentang bagaimana seni dan budaya dapat diangkat melalui media film, serta pentingnya menjaga keaslian budaya dalam setiap karya.

Menikmati keindahan alam dan kebersamaan di Bukit Triangulas! Mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Tangerang merayakan momen berharga ini dengan tawa, cerita, dan semangat persahabatan. Setiap sudut bukit ini menyimpan kenangan tak terlupakan yang akan selalu kami bawa. Bersama-sama, kita belajar untuk menghargai keindahan alam dan memperkuat ikatan satu sama lain! (Foto: Dok. Penulis)

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Lava Tour Merapi. Di sini, mereka menaiki jeep untuk menjelajahi bekas aliran lava dan belajar tentang sejarah erupsi Gunung Merapi. Pengalaman ini sangat mendidik, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang geologi dan dampak bencana alam. Selama tour, pemandu menjelaskan tentang formasi geologi yang terbentuk akibat letusan, serta pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Mahasiswa pun diajak untuk berpikir kritis tentang bagaimana masyarakat dapat beradaptasi dengan risiko bencana.

Kunjungan ke Candi Prambanan menutup hari kedua mereka. Dengan arsitektur yang megah dan nilai sejarah yang tinggi, mahasiswa PBSI merasakan kedamaian dan keindahan yang ditawarkan oleh situs warisan dunia ini. Mereka mengagumi detail-detail arsitektur candi dan mendengarkan cerita-cerita sejarah yang melatarbelakangi pembangunannya. Di tengah keindahan Candi Prambanan, mereka juga melakukan refleksi tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah untuk generasi mendatang. Diskusi kelompok di area candi menjadi momen yang berharga, di mana mereka saling berbagi pandangan dan pemikiran tentang peran mereka sebagai generasi muda dalam menjaga budaya Indonesia.

Hari terakhir di Yogyakarta diisi dengan kunjungan ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk mengikuti seminar dan kegiatan studi ilmiah. Di sini, mereka berdiskusi dan bertukar pikiran dengan mahasiswa dan dosen UAD, memperkuat silaturahmi antar institusi. Seminar ini membahas tema “Peran Bahasa dan Sastra dalam Membangun Karakter Bangsa,” yang sangat relevan dengan studi mereka. Para mahasiswa PBSI aktif berpartisipasi, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pengalaman dari kampus mereka. Kegiatan ini tidak hanya menambah wawasan akademik, tetapi juga membuka peluang kolaborasi di masa depan.

Setelah menyelesaikan kegiatan di UAD, rombongan ini melanjutkan perjalanan ke Lawang Sewu di Semarang. Kunjungan ini memberikan pengalaman langsung tentang sejarah Indonesia, meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya melestarikan warisan budaya. Di Lawang Sewu, mereka diajak untuk menjelajahi bangunan bersejarah yang dulunya merupakan kantor kereta api. Dengan arsitektur yang megah dan kisah-kisah misterius yang menyertainya, mahasiswa merasa terpesona dan terinspirasi untuk menggali lebih dalam tentang sejarah bangsa.

Perjalanan pulang ke Tangerang diisi dengan diskusi hangat di dalam bus. Mereka saling berbagi pengalaman dan momen-momen berkesan selama perjalanan. Beberapa mahasiswa mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan untuk belajar dan menjelajahi kekayaan budaya Indonesia. Mereka sepakat bahwa perjalanan ini bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan dan memperkuat rasa cinta terhadap budaya dan sejarah bangsa.

Dengan berakhirnya perjalanan ini, para mahasiswa kembali ke Tangerang dengan membawa banyak cerita dan pengalaman berharga. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan akademik mereka, tetapi juga mempererat hubungan antar mahasiswa dan dosen. Semoga perjalanan ini menjadi inspirasi untuk kegiatan serupa di masa mendatang, mendukung pengembangan pendidikan dan memperluas jaringan antar universitas. Mereka berharap dapat menerapkan pengalaman dan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari, serta berkontribusi dalam pelestarian budaya dan sejarah Indonesia.

Sebagai penutup, perjalanan ini menjadi pengingat bahwa setiap langkah yang diambil dalam menjelajahi budaya dan sejarah adalah bagian dari upaya untuk memahami identitas bangsa. Mahasiswa PBSI berkomitmen untuk terus belajar dan berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya Indonesia, agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Dengan semangat yang membara, mereka siap untuk menghadapi tantangan di masa depan, membawa serta nilai-nilai yang telah mereka pelajari selama perjalanan ini.

Penulis: Putri Rosidah, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)

Tinggalkan Balasan