Jakarta – Kebutuhan untuk mengirim uang ke luar dan ke dalam negeri tidak pernah menurun di masa pandemi. Bahkan, layanan kirim uang antar negara ini masih sangat dicari lantaran Diaspora atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri terus memberi dukungan materiil kepada keluarga-keluarga di Tanah Air.
Kebutuhan nasabah produktif untuk usaha serta nasabah individu pun untuk saling berkirim uang ke luar negeri masih tetap tinggi sehingga mendorong optimalisasi dan pengembangan berkelanjutan layanan ini.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) berkomitmen untuk selalu meningkatkan kualitas layanan khususnya melalui solusi digital guna semakin memudahkan kirim uang ke kampung halaman.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Dunia bersama Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) diperkirakan sekitar 9 juta orang.
Jika dilihat dari data penempatan yang tercatat di Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN), rata-rata penempatan selama 5 tahun terakhir sekitar 266 ribu orang, dengan proporsi pekerja migran perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Pekerja migran ini tersebar di sekitar 200 negara dan dalam 3 tahun terakhir didominasi oleh pekerja domestik.
Data Pekerja Migran Indonesia 2016-2020 (SISKOTKLN)
Consumer Business Director BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan semua layanan internasional yang BNI sediakan tentunya selalu berpusat pada user end, yakni untuk memudahkan semua kebutuhan PMI di luar negeri sekaligus transfer uang ke luar untuk berbagai kebutuhan dari nasabah dalam negeri.
“Kebutuhan kirim uang ini tinggi dan kami melihat masih banyak potensi pertumbuhannya. Tentunya kami akan selalu berupaya meningkatkan pelayanan kami untuk terus meningkatkan kepercayaan seluruh nasabah BNI,” sebutnya.
TKI di Hong Kong sedang mengirimkan uang lewat layanan remitansi Foto: BNI
Saat ini, dia menuturkan BNI merupakan pioner layanan international remittance melalui aplikasi BNI Mobile Banking. Dengan layanan tersebut, kiriman uang dapat ditujukan ke semua bank yang ada di seluruh dunia.
Bahkan, layanan yang dimiliki tergolong paling andal di antara semua bank nasional lantaran memiliki sistem otomatis sehingga tidak lagi membutuhkan proses manual dari petugas bank. Instruksi kiriman uang pun dapat dilakukan 24/7 dengan layanan proses same day service.
Corina menambahkan layanan international remittance BNI Mobile Banking pun banyak para pengusaha yang mengirimkan pembayaran barang kepada partner usahanya di luar negeri.
“Bahkan, ada juga para orang tua yang mengirimkan uang untuk anaknya yang sedang kuliah di luar negeri serta Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia yang mengirimkan uang untuk keluarganya di negara masing-masing,” ujarnya.
Corina mengutarakan bahwa Bank dengan logo 46 ini terus melakukan inovasi terhadap platform digital untuk memudahkan nasabah dalam mengakses layanan BNI, khususnya dalam layanan remitansi.
BNI terus melakukan penguatan kerja sama dengan perusahaan, asosiasi, fintech yang beroperasi global dan mendukung terciptanya ekosistem bisnis lebih produktif.
Sejauh ini, BNI bahkan mencatatkan kinerja remitansi yang signifikan di pemulihan ekonomi tahun ini. Per November 2021, BNI telah melayani 4,1 juta slip permohonan pengiriman uang dengan nilai transaksi mencapai US$ 73 miliar. Atas layanan ini, Perseroan mengantongi Rp 174 miliar sebagai FBI (fee based income).
Data terakhir kinerja remitansi bulanan BNI pada tahun 2021
Corina menuturkan kinerja ini dapat dikategorikan sangat baik, lantaran pandemi yang berkepanjangan dan adanya moratorium pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) ke luar negeri sehingga menekan volume kiriman uang PMI secara nasional.
“Namun, karena BNI telah mengembangkan layanan berbasis digital melalui platform mobile banking untuk nasabah personal yang sangat memudahkan nasabah, kami masih bisa membukukan kinerja yang baik,” katanya.
Sejalan dengan layanan berkualitas tersebut, Direktur Treasury & Internasional BNI Henry Panjaitan mengatakan layanan remittance berbasis digital juga telah tersedia di cabang luar negeri BNI, seperti BNI MoRe di Singapura. BNI pun terus memperkuat partnership dengan global payment provider untuk memperluas market share.
Di luar itu, Henry menyampaikan perseroan akan menambah outlet ataupun jaringan kantor luar negeri di beberapa negara yang potensial.
Untuk menggarap potensi di Eropa pasca Brexit, BNI akan menambah cabang Amsterdam. Perseroan juga melihat potensi bisnis Indonesia-related di west coast dan tengah menjajaki pendirian kantor di Los Angeles. Kota atau negara lain di Asia, Australia dan Timur Tengah juga akan menjadi sasaran BNI selanjutnya.
Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) BNI berkontribusi dalam pemberian kredit yang fokus pada Indonesia-related business, dengan total kredit tumbuh 3% yoy menjadi sebesar US$ 3,7 miliar pada kuartal ketiga 2021.
“Strategi kami dalam menggarap Indonesia-related business tersebut merupakan bagian dari upaya mitigasi risiko, sehingga kualitas kredit di KCLN cukup sehat, seperti tercermin pada NPL kredit KCLN di kisaran 0,3%,” imbuh Henry. (Detikcom)