Banten, Semartara.News — Kereta Api Rangkasbitung-Labuan yang menghubungkan wilayah Lebak dengan Pandeglang, Banten sempat menjadi legendaris dan primadona kaum inlanders atau warga pribumi pada zaman kolonial Belanda dulu.
Jalur kereta api yang menghubungkan dua wilayah di Banten itu dibangun pada tahun 1908 oleh staatsspoorwegen (SS), salah satu perusahaan pada zaman kolonial Belanda.
Namun sayang, kereta api legendaris itu sejak tahun 1982 tidak aktif lagi, dan harus terhenti beroperasi ditutup pada tahun 1984 lantaran kehilangan pamor, kalah bersaing dengan moda transportasi massal darat lainnya.
Berikut tentang kereta api legendaris Rangkasbitung-Labuan yang berhasil dilansir dari berbagai sumber;
Menjadi primadona
Lintas kereta api sepanjang 56 km ini memiliki percabangan ke arah Bayah dari Stasiun Saketi, pada masanya lintas ini cukup ramai dengan perjalanan kereta penumpang dan barang sebanyak 5 kali pergi pulang sehari.
Kereta api penghubung wilayah Pandeglang dengan Lebak, Banten tersebut memiliki klaster penumpang, yakni kelas II, kelas III, dan kereta khusus untuk inlanders atau warga pribumi.
Kereta pertama berangkat sekitar pukul 05.13 dari Labuan, Pandeglang dan tiba sekitar pukul 07.51 pagi di Rangkasbitung, Lebak.