Berita  

Kendati Demikian Minyak goreng sulit ditemukan, (HAMAS) Himpunan Mahasiswa Sumatera Utara angkat bicara.

Kota Medan, Semartaranews – Masyarakat yang terkhusus berada di Kota Medan mengaku masih sulit menemukan harga minyak goreng sesuai dengan ketetapan pemerintah. Bahkan di sebagian wilayah yang di rasa hampir menyeluruh, minyak goreng seakan sulit didapat.

Tiga kategori harga yang ditetapkan pemerintah yakni minyak goreng curah Rp11.500 per kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter seperti sebatas slogan.

Sesuai penelusuran Media Semartaranews, Senin (7/2), di Kota Medan, harga minyak goreng curah mencapai Rp22.000 per kg. Namun, empat hari lalu sempat turun hingga Rp16.000 per kg.

Tingginya harga beserta sulit di temukan nya  minyak goreng itu karena masyarakat harus menebus dengan harga tinggi saat membeli juga ketersediaan nya sangat minim di Sumatra Utara. Hingga membuat Ketua Umum (HAMAS) Himpunan Mahasiswa Sumatera Utara angkat bicara. 

“Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat resah dengan pemerintah kota Medan yang kurang tanggap menangani masalah yang sangat serius mengenai minyak goreng di Kota Medan, Minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida yang tentunya ini merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari. Saya rasa juga, ini merupakan suatu kejanggalan karena tidak adanya perhatian dan persiapan pemerintah dalam suplai kebutuhan pokok.” Ujar Pimpinan HAMAS

Menurutnya, semenjak pemerintah menetapkan harga yang belum stabil jelasnya hingga kini pihaknya belum pernah mendapatkan barang tersebut.

“Saya juga menilai ini adalah kesalahan besar Walikota Medan dalam menanggapi persoalan yang terjadi di kota Medan saat ini, pun dengan pemerintah sebelumnya telah mengetahui bahwa salah satu kebutuhan pokok akan mengalami kelangkaan tapi kok tak ada persiapan?”Imbuh Ketua Himpunan Mahasiswa Sumatera Utara Silsilah Halawa dengan nada tinggi”.

Mengingat persediaan minyak goreng kurang tencukupi sehingga tentu sangat di sayangkan yang dimana harga di warung retail hingga grosir menjadi pertentangan karena tak kunjung stabil. 

“Seharusnya Pemerintah melihat bahwa persoalannya bukan hanya di hilir tetapi juga ada di hulu. Produsen sekarang nggak mau memproduksi minyak goreng karena harga jualnya murah. Lalu dijanjikan agar di subsidi melalui BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit), tapi belum juga dialokasikan subsidinya. Akhirnya mereka milih untuk tidak mengeluarkan stok kepada distributor. Ini yang membuat minyak goreng langka di pasaran”, tuturnya. 

Dirinya juga mengatakan sekaligus menindak tegas kepada pemerintah terkait ketersediaan beserta harga yang tidak membuat masyarakat resah. 

“Apabila kasus ini tidak dapat di gubris khususnya oleh Pemkot Medan maka kami dari Himpunan Mahasiswa Sumatera Utara akan mempertanyakan sendiri dengan membawa masa” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan