Kenang Operasi Trikora, Puan Canangkan Patung Bung Karno di Bitung

Puan Canangkan Patung Bung Karno
Ketua DPR RI, Puan Maharani saat melakukan pencanangan monumen Patung Bung Karno di Kota Bitung (Foto - Istimewa)

Bitung, Semartara.News – Ketua DPR RI, Puan Maharani melakukan peletakan batu pertama pencanangan pembangunan Patung Presiden Republik Indonesia Pernama, Ir. Soekarno di Tugu Trikora Kota Bitung, Rabu (9/2/2022).

Didampingi Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey dan Wali Kota Bitung, Ir. Maurits Mantiri, M.M, pencanangan Patung Bung Karno dilakukan untuk mengenang perjuangan Indonesia merebut Irian Barat (Papua Barat) lewat operasi Trikora di bawah komando Presiden Soekarno. Pencanangan ini dilakukan Puan sehari setelah meresmikan Monumen Soekarno di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Saat melakukan peletakan batu pertama sebagai simbol pencanangan pembangunan patung Soekarno, Puan bercerita bahwa dirinya baru saja melakukan napak tilas kehadiran sang kakek di Pulau Morotai pada tahun 1957 untuk meresmikan SMP Negeri di sana.

“Jika dilihat, sebenarnya ada garis merah semangat kebangsaan yang ditegaskan Presiden Soekarno dengan datang ke Pulau Morotai dengan Tugu Trikora di Pulau Lembeh ini yang sebentar lagi akan terdapat patung Bung Karno di sini,” ucap cucu Proklamator.

Dijelaskannya, semangat kebangsaan yang dimaksud adalah bentuk pengakuan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan, sehingga seluruh masyarakat harus menjaga kedaulatan di tiap-tiap pulau yang ada di wilayah NKRI.

“Bahwa Indonesia itu bukan hanya Jawa, bukan hanya Sumatera, tetapi juga termasuk Sulawesi, Maluku, bahkan Papua, yang berhasil dibebaskan dari penjajahan lewat Operasi Trikora yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno,” sebutnya.

Sedikit mengulik sejarah Operasi Trikora atau Tri Komando Rakyat, diketahui berlangsung mulai 19 Desember 1961 hingga 15 Agustus 1962. Trikora merupakan sejarah perjuangan bangsa dalam merebut Irian Barat dari penjajah Belanda. Singkat cerita, setelah Belanda hengkang rakyat Irian Barat memutuskan bergabung dengan Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Adapun Tugu Trikora dibangun di Pulau Lembeh, karena di lokasi itulah TNI melakukan pendaratan awal sebelum membebaskan Irian Barat. Di lokasi tersebut juga terdapat sebuah pesawat DC-3 Dakota TNI AU yang pernah digunakan dalam operasi Trikora.

Puan kemudian membeberkan, gelora Trikora untuk menegaskan bahwa Irian Barat adalah bagian dari Indonesia. Untuk itu, kedaulatan bangsa Indonesia harus selalu terjaga di seluruh wilayah negeri, termasuk di Bumi Cenderawasih.

“Kita harus “Jas Merah”, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kita sebagai generasi penerus harus mengingat bagaimana Presiden pertama Soekarno sejak awal gigih mempertahankan persatuan dan keutuhan kedaulatan wilayah NKRI. Bukan hanya di Indonesia bagian Barat, tetapi juga di Indonesia bagian Timur,” terang politisi PDI Perjuangan ini.

Menurutnya, hal tersebut harus menjadi semangat kebangsaan yang digelorakan semua rakyat Indonesia. Semangat bahwa Indonesia adalah bangsa berdaulat, yang tidak dapat didikte oleh negara lain, melainkan mampu berdiri sejajar dengan negara-negara lain.

Terakhir, Puan mengharapkan agar pembangunan Patung Soekarno di Tugu Trikora diharapkan bisa segera dirampung. Bila nantinya sudah selesai dibangun, Puan menyatakan dirinya ingin kembali ke Pulau Lembeh untuk melihat langsung patung Bung Karno tersebut.

“Kalau sudah jadi, Saya berharap bisa kembali berkunjung kesini untuk melihat langsung Patung Bung Karno, yang tentunya melengkapi cerita sejarah tentang sejarah dan semangat Trikora di Pulau Lembeh ini,” tandasnya.

Usai meletakan batu pertama pembangunan Patung Soekarno, Puan lalu meresmikan Program Pemantapan Gizi Anak di Sulawesi Utara, yang ditandai dengan pemberian makanan berupa ikan tuna, susu dan telur, kepada sejumlah siswa SD di sekitar lokasi Tugu Trikora.

Acara tersebut turut dihadiri Wakil ketua Komisi X DPR RI Agustin Wilujeng, Kapolda Sulut Irjen Mulyatno, dan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Denny Tuejeh, Setdaprov Sulut Asiano Gamy Kawatu, Walikota Bitung Maurits Mantiri, para Pejabat Tinggi Pratama lingkup Pemerintah Provinsi Sulut, sejumlah pejabat di lingkup Pemkot Bitung, serta stakeholder terkait.

 

Tinggalkan Balasan