Kabupaten Tangerang, Semartara.News – Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Tangerang menyayangkan tewasnya BD (15) santri pondok pesantren Daar El Qolam dalam insiden perkelahian yang terjadi pada, Minggu, (7/8/2022).
Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Joni Juhaeni mengatakan kurangnya pengawasan dari pengurus kamar santri di Ponpes Daar El Qolam menjadi salh satu faktor penyebab terjadinya insiden naas tersebut.
“Kami sangat menyayangkan ya, ini karena kurangnya pengawasan di Ponpes,” kata Joni kepada Semartara.News, Selasa, (9/8/2022).
Menurut Joni, seharusnya pengawas pada pondok pesantren terus melakukan pengawasan dan pemantauan kepada santri – santrinya, dari awal bangun pagi untuk aktivitas hingga kembali tidur.
“Kalau untuk santri modern, dari 12 atau 13 santri dalam 1 ruangan itu minimal 1 pengawas terus melakukan pemantauan segala bentuk kegiatan santri,” terangnya.
Kendati demikian Joni menyebutkan insiden tersebut bukanlah bentuk sebuah kelalaian murni dari pengurus ponpes, Sebab lanjutnya, saat peristiwa perkelahian itu terjadi sempat dilerai oleh teman santri lainnya.
Namun, ia pun tidak memungkiri bahwa pihak ponpes mengalami kecolongan dari sisi pengawasan maupun tindakan medis paska perkelahian. Hal ini diketahui korban sempat mengalami pusing dan minta dicarikan obat diluar kepada temannya.
“Menurut pengakuan dari kepala sekolah korban ini mengeluh pusing dan minta dicarikan obat diluar,” tuturnya.