Berita  

Kembangkan Vaksin COVID-19, Nama Terawan Trending di Twitter

Terawan Trending
Terawan Agus Putranto, saat masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan. (Foto - Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, Semartara.News – Jagat twitter tiba-tiba diramaikan dengan nama mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Bagaimana tidak, nama Terawan trending topik di media sosial tersebut. Hingga berita ini ditulis, hampir 2000 orang membicarakan namanya di Twitter. Ada apa?

Setelah Semartara.News telusuri, ramainya nama Terawan trending di twitter itu karena ia dikabarkan mengembangkan Vaksin COVID-19 yang bisa diproduksi hingga 10 juta dosis dalam sebulan. “Kabar Terbaru, Dokter Terawan Kembangkan Vaksin Corona, Bisa Diproduksi Massal 10 Juta Dosis Sebulan,” kata @nila_mrt dalam cuitannya, Kamis (18/2/2021).

Sementara itu, LKBN Antara menulis tentang pengembangan vaksin Nusantara di Rumah Sakit Umum Pusar dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut Tim peneliti dari PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Vaksin tersebut sudah memasuki serangkaian tahap uji klinis fase dua vaksin anti-COVID-19.

“Pengembangan Vaksin Nusantara saat ini memasuki uji klinis fase kedua, setelah fase pertama untuk mengetahui keamanan vaksin telah selesai dilaksanakan pada akhir Januaru 2021 dengan hasil baik tanpa ada keluhan berat yang dirasakan oleh 27 sukrelawan vaksin,” kata salah seorang peneliti Yetty Movieta Nency, Kamis (18/2/2021).

Yetty mengklaim, meskipun belum pasti kapan vaksin tersebut bisa diproduksi, namun, Vaksin Nusantara bisa disejajarkan dengan Vaksin dari negara lain. Tak hanya itu, dia menjelaskan, pengembangan vaksin COVID-19 dengan metode berbasis sel dendritik ini diklaim menjadi yang pertama di dunia.

Sementara itu masih dari berita yang sama, Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Putranto, di sela mendampingi kunjungan kerja anggota Komisi IX DPR RI di RSUP dr. Kariadi Semarang, Selasa (16/2/2021) mengatakan, bahwa Vaksin Nusantara bersifat “personalized” dan efektif untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga diatas 60 tahun, termasuk semua penyakit penyerta (komorbid).


“Dengan adanya dukungan dari Komisi IX DPR RI untuk memproduksi Vaksin Nusantara ini, maka mudah-mudahan ada percepatan, karena untuk vaksin ini harus ada ‘extraordinary’ agar negara kita bisa sejajar dengan negara-negara produksi vaksin. Hanya saja platform kita berbeda,” katanya.


Ia menegaskan kehadiran Vaksin Nusantara bukan sebagai saingan vaksin sebelumnya, bahkan kerja sama ini sudah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/2646/2020 tentang Tim Penelitian Uji Klinis Vaksin Sel Dendritik SARS CoV-2 pada tanggal 12 Oktober 2020.


Selama ini teknologi sel dendritik masih dilakukan untuk pengobatan kanker melalui teknik rekombinan dengan mengambil sel, lalu dikembangkan di luar tubuh, sehingga dengan teknik tersebut, dapat dihasilkan vaksin.


Dalam dunia kedokteran, sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun, dimana proses pengembangbiakan vaksin COVID-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi. Metode ini hanya pembibitan sel dengan tujuan memproduksi antibodi dalam tubuh. Prosesnya dapat ditunggu sekitar tiga hari kemudian setelah itu sel dendritiknya disuntikkan kembali ke dalam tubuh.

Pengembangan Vaksin Nusantara yang dilakukan oleh Terawan menuai banyak pujian di twitter. Bahkan tidak sedikit dari cuitan pengguna Twitter yang menyinggung statusnya yang tidak lagi menjadi Menteri Kesehatan.

Terimakasih Pak.Dr.Terawan Pengabdianmu tiada akhir, walau pun kau bukan sbg Menkes lagi tapi kau terus mengabdi berkarya untuk negeri ini Jangan sprt mentri² lainya jadi sakit hati, gara² di resafel dari kabinet skrg jadi memusuhi pemerintah,” kata akun @widarto72094379

Dr Terawan buktikan bahwa berkarya untuk negara masih bisa dilakukan meski tak ada jabatan di pemerintah lagi, moga upaya Dr Terawan ini sukses untuk buktikan hebatnya Indonesia,” kata @fadhlierlanda

Tinggalkan Balasan