Tangerang, Semartara.News – Kecamatan Kresek melakukan terobosan untuk mendukung program ketahanan pangan Bupati Tangerang dengan meluncurkan inisiatif “satu desa minimal satu hektar” lahan pertanian produktif. Hal ini disampaikan dalam rapat lintas stakeholder yang berlangsung di aula Kecamatan Kresek pada Senin, 22 Juni 2025.
Ketahanan pangan menjadi isu yang sangat krusial, terutama di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, fluktuasi harga pangan, dan dampak pandemi yang memengaruhi rantai pasokan. Dalam visi dan misinya, Bupati Tangerang menekankan pentingnya penguatan sektor pertanian sebagai salah satu pilar utama untuk mencapai ketahanan pangan. Dengan potensi lahan pertanian yang luas, Kecamatan Kresek siap memberikan kontribusi yang signifikan dalam program ini.
“Kami menargetkan setiap desa memiliki minimal satu hektar lahan pertanian produktif yang akan ditanami komoditas jagung hibrida, yang memiliki nilai ekonomis tinggi untuk industri pakan ternak,” ungkap Camat Kresek, Tatang Suryana, S.STP., M.Si kepada awak media.
Program ini, lanjut Tatang, melibatkan kolaborasi dengan TNI, Polri, dan sembilan desa di Kecamatan Kresek, serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang akan menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan program ini. “Kami yakin bahwa kerjasama lintas sektor ini akan memperkuat pelaksanaan program ketahanan pangan dan memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat,” tambahnya.
“Realisasi program ini akan dibiayai oleh APBDes, dan kami berharap dapat dimulai pada bulan September atau Oktober tahun ini,” katanya.
Sinergi dengan Industri
Tatang menjelaskan bahwa komoditas jagung hibrida memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Kabupaten Tangerang. Jagung ini memiliki keunggulan seperti hasil panen yang lebih tinggi, ukuran biji yang lebih besar, masa panen yang lebih singkat, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit, sehingga sangat dibutuhkan oleh perusahaan pakan ternak.
“Target pasar untuk program ini sudah jelas, dan kini kami fokus pada cara memaksimalkan produksi serta kualitas hasil pertanian,” jelas Tatang.
Saat ini, pilot project dari program tersebut sedang berlangsung di Desa Talok, Kecamatan Kresek, yang telah menyiapkan lahan seluas 5 hektar untuk budidaya jagung hibrida. “Pemerintah Desa Talok, bersama TNI dan Polri, sedang dalam tahap pematangan lahan seluas lima ribu meter, yang nantinya akan menjadi percontohan di Kecamatan Kresek,” katanya.
Namun, berbagai upaya masih perlu dilakukan untuk mencapai hasil maksimal dari program ini, termasuk peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan dan penyuluhan.
“Dalam rapat tersebut, kami juga mengundang para penyuluh pertanian untuk memberikan masukan terkait program ini agar dapat mencapai target yang diharapkan,” ujarnya.
Tatang meyakini bahwa keberhasilan program ini tidak hanya akan meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat, serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Kecamatan Kresek siap menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan dalam program ketahanan pangan ini.
“Dengan langkah-langkah strategis yang telah direncanakan, kami optimis bahwa program ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan berkontribusi pada ketahanan pangan di Kabupaten Tangerang,” pungkasnya. (*)