Kawasan Industri dan Perumahan Jadi Andalan Pengembang Properti

Kawasan Industri dan Perumahan

Jakarta, Semartara.News – Kawasan Industri dan Perumahan saat ini diketahui terus menjadi andalan bagi para pengembang properti yang ingin memperluas usaha mereka, seiring dengan terus menurunnya angka pandemi di Indonesia.

Salah satu pengembang properti yakni PT Intiland Development membukukan penjualan Rp500 miliar pada kuartal pertama 2022, dimana hal itu disumbang dari Kawasan industri dan perumahan, yakni sebesar 51 persen dari produk perumahan dan 31 persen kawasan industri.

Perusahaan pengembang terus menunjukan kinerja bisnis yang baik untuk periode tiga bulan pertama (Januari-Maret) 2022. PT Intiland Development Tbk misalnya, berhasil meraih marketing sales senilai Rp500 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Capaian ini meningkat signifikan hingga 61 persen dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp310 miliar.

Menurut Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono, peningkatan kinerja usaha ini disebabkan beberapa faktor seperti situasi pasar yang terus membaik dan tren kebutuhan masyarakat untuk produk hunian dan kawasan industri yang terus meningkat dan menjadi penopang penjualan perusahaan.

“Secara umum pasar properti terus berangsur membaik dan keyakinan masyarakat mulai pulih dengan terus masuk ke pasar untuk mencari produk properti sesuai kebutuhannya. Sentimen pasar yang positif telah membuat situasi bisnis periode ini memang sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.

Tren peningkatan penjualan ini tidak terlepas dari minat konsumen yang ingin memanfaatkan berbabagai insentif dan stimulus yang diberikan pemerintah. Dari capaian marketing sales tersebut, Intiland meraih penjualan Rp254 miliar dari pengembangan perumahan yang berkontribusi 51 persen terhadap seluruh capaian marketing sales.

Kontribusi berikutnya dari penjualan segmen kawasan industri senilai Rp190 miliar atau kontribusi 38 persen. Sisanya dari segmen pengembangan mixed use dan high rise sebesar Rp57 miliar atau 11 persen. Sementara berdasarkan lokasinya, proyek di Surabaya memberikan kontribusi marketing sales mencapai Rp319 miliar (64 persen) dan sisanya dari penjualan proyek-proyek di Jakarta senilai Rp182 miliar (36 persen).

Lebih lanjut menurut Archied, kinerja ini masih on the track dan perusahaan akan terus mendorong tren yang baik ini untuk mencapai target marketing sales pada tahun ini yang sebesar Rp2,4 triliun dengan kontribusi terbesar diprediksi dari penjualan segmen perumahan.

“Kami juga telah menyiapkan berbagai strategi untuk terus mendorong peningkatan kinerja bisnis pada tahun ini. selain mendorong penjualan unit-unit inventori khususnya dari produk yang siap huni, kami juga masih akan meluncurkan sejumlah klaster baru dan produk baru di proyek yang berjalan hingga mendorong penjualan lahan industri dan pergudangan,” bebernya.

 

Tinggalkan Balasan