Kajian Psikolog: Gaya Hidup SANTUY, Rahasia Ibu Bekerja Jaga Kesehatan Mental di Era Digital

DWP Kementerian Ketenagakerjaan gelar seminar untuk tingkatkan keterampilan psikologis ibu bekerja dalam menghadapi tantangan keluarga.
DWP Kementerian Ketenagakerjaan gelar seminar untuk tingkatkan keterampilan psikologis ibu bekerja dalam menghadapi tantangan keluarga. (Foto: Ist)

Jakarta, Semartara.News – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Ketenagakerjaan, bersama dengan Biro Organisasi & Sumber Daya Manusia Aparatur (OSDMA), menggelar seminar bertajuk “Kupas Tuntas Permasalahan Keluarga, Pasangan, dan Anak.”

Kegiatan seminar ini diselenggarakan secara offline dan online pada Kamis, 26 Juni 2025 yang bertujuan untuk melibatkan perempuan dalam meningkatkan keterampilan psikologis yang matang, guna menghadapi dinamika kehidupan rumah tangga yang berdampak pada tumbuh kembang anak.

Acara ini berkolaborasi dengan narasumber dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana dan mitra Hibermas Consulting sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh civitas akademika Universitas Mercu Buana. Seminar ini juga dihadiri oleh Penasehat 1 DWP Kemnaker RI, Penasehat Kementerian Pendidikan Dasar & Menengah, Kepala Biro OSDMA, Ketua DWP Kemnaker RI, serta karyawan dan karyawati yang menjadi peserta seminar.

Dalam sambutannya, Penasehat 1 DWP Kemnaker RI, Sumarni Yassirlie, menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai istri dan anggota masyarakat dalam menghadapi dinamika kehidupan modern saat ini. Menurut Sumarni, pemahaman yang menyeluruh tentang fungsi dan kedudukan perempuan sebagai istri, ibu, dan anggota masyarakat adalah bagian dari pembentukan ketahanan keluarga.

“Acara pagi ini sangat penting, karena apa yang dilakukan saat ini merupakan salah satu bentuk nyata dari upaya membangun ketahanan keluarga. Ketahanan individu yang berbasis pada ketahanan keluarga, insya Allah, akan berdampak langsung pada terjaminnya ketahanan nasional,” ujar Sumarni.

Dr. Dearly M.Psi, seorang psikolog, juga menyoroti pentingnya peran ibu bekerja dalam pembentukan fungsi keluarga yang harmonis. Menurutnya, ibu yang bekerja sering terjebak dalam peran ganda antara kewajiban di dalam keluarga dan di lingkungan kerja, sehingga sulit menjaga keseimbangan kesehatan mental mereka.

“Menjaga kesehatan mental bagi ibu bekerja bukan hanya soal menemukan keseimbangan, tetapi juga melindungi diri dari dampak serius peran ganda yang Anda jalani. Di tengah tekanan untuk selalu hadir, baik di pekerjaan maupun keluarga, banyak ibu bekerja terjebak dalam perasaan bersalah dan sulit menetapkan batasan,” tutur Dearly.

Oleh karena itu, menurut psikolog dari Fakultas Mercu Buana ini, ibu bekerja harus menerapkan prinsip SANTUY dalam kehidupan sehari-hari. SANTUY dalam hal ini dimulai dari Sayangi diri dan Sadari pikiran, Network yang mendukung, Tata Waktumu, Utamakan Dirimu, dan Yakin Bilang Tidak.

DWP Kementerian Ketenagakerjaan gelar seminar untuk tingkatkan keterampilan psikologis ibu bekerja dalam menghadapi tantangan keluarga. (Foto: Ist)

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Yenny, M.Psi, seorang psikolog, juga menyoroti pentingnya peran ibu dalam mendampingi anak-anak mereka di dunia maya. Menurut psikolog klinis dari Universitas Mercu Buana ini, ibu harus menjadi gerbang utama dalam menetapkan batasan penggunaan media sosial bagi anak-anak, terutama yang sudah beranjak remaja. Ibu harus membiasakan diri untuk membangun komunikasi yang positif dengan anak-anak terkait aktivitas online mereka.

“Membangun komunikasi secara terbuka tentang harapan terkait penggunaan media sosial sangat penting untuk mencegah dampak negatif dari media sosial. Misalnya, mendiskusikan dampak dari cyberbullying, hoaks, dan bagaimana berkomunikasi yang tepat di media sosial,” tegas Yenny.

“Orang tua juga harus tetap memberi ruang ‘privasi’ pada remaja untuk mengelola diri mereka secara tepat, daripada memberikan larangan berlebihan dalam mengakses media sosial. Remaja sering menganggap pemantauan sebagai pelanggaran privasi mereka,” tambah Yenny.

Sesi seminar diakhiri dengan sesi tanya jawab bersama narasumber dan ditutup dengan pertukaran cinderamata antara DWP Kemnaker RI dan para narasumber dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana. (*)

Tinggalkan Balasan