Hiburan, Semartara.News – K-Drama, atau drama Korea, kini semakin berkembang pesat, terutama di kalangan Generasi Z. Di era digital saat ini, TikTok telah menjadi salah satu platform yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan kecintaan terhadap drama Korea. Melalui format video pendek yang mudah diakses, TikTok menyajikan cuplikan adegan, ulasan, dan berbagai konten kreatif bertema drama Korea yang berhasil memikat hati jutaan pengguna muda.
Fenomena ini dimulai dengan meningkatnya jumlah konten kreator yang membagikan video mengenai drama-drama populer seperti “Start-up”, “Squid Game” (musim 1 & 2), “The Glory”, “Itaewon Class”, “Crash Landing on You”, dan “Extraordinary Attorney Woo”. Video yang menggabungkan potongan adegan emosional, lagu-lagu tema (OST), serta ulasan singkat ini seringkali mampu menarik perhatian banyak pengguna. Bahkan, beberapa di antaranya berhasil mencatatkan jutaan penonton hanya dalam hitungan jam.
Menurut data yang dirilis oleh TikTok Hashtags Generator pada 11 Mei 2024, laporan untuk pencarian tagar #drakorTikTok mencatat 1 juta postingan keseluruhan. Tagar ini juga berhasil meraih 1,8 miliar tampilan secara keseluruhan, dengan rata-rata 1,7 ribu tampilan per posting selama satu tahun. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh TikTok sebagai sarana promosi yang tidak resmi untuk drama Korea.
Shafa Qatrunnada, seorang gadis berusia 21 tahun, menjelaskan bagaimana TikTok memengaruhi pilihan drama yang ditontonnya. Ia mengakui bahwa minatnya terhadap drama muncul setelah melihat video di platform tersebut. “Saya sendiri jarang update tentang drakor terbaru, tapi kadang lewat di FYP TikTok drakor yang lagi tayang dan di-hype sama orang. Dari situ, saya jadi penasaran, kenapa saya baru tahu sekarang? Pemainnya juga oke, dan potongan video di TikTok bikin saya makin ingin tahu tentang drakor terbaru,” ujarnya. Hal serupa juga disampaikan oleh Almira Putri Aurelia, seorang gadis berusia 16 tahun. Ia menambahkan, “Karena di TikTok ada beberapa konten kreator yang sering membahas tentang drakor, itu membantu saya tahu drakor terbaru. Setelah menonton video mereka, saya jadi tahu tentang genre dan cerita drakor tersebut, dan kadang ada editan lucu yang bikin saya makin pengen nonton.”
Strategi Pemasaran Cerdas untuk Meningkatkan Popularitas
Peningkatan popularitas drama Korea di TikTok tidak terlepas dari strategi pemasaran yang semakin cerdas dan efektif. Beberapa rumah produksi sengaja menjalin kerja sama dengan kreator TikTok untuk mempromosikan drama terbaru mereka. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan tantangan (challenge) yang melibatkan tarian, lagu OST, atau menyisipkan dialog ikonik dari drama tertentu.
Salah satu contoh menarik dapat ditemukan dalam K-Drama “Squid Game” (musim 1), yang menjadi viral pada tahun 2021. Lagu ikonik “Way Back Then” dari OST Squid Game sering dijadikan tantangan di media sosial. Musik ini mengiringi berbagai video yang mengimitasi suasana tegang dari permainan dalam drama, seperti permainan “Red Light, Green Light”. Dalam tantangan “Mugunghwa kkoci pieot seumnida” (무궁화 꽃이 피었습니다), yang berarti “Bunga mugunghwa telah mekar,” pengguna media sosial meniru tantangan untuk tidak bergerak saat dialog tersebut selesai, mirip dengan adegan dramatis di drama yang menginspirasinya. Tantangan ini diadaptasi dengan berbagai variasi, mulai dari penggunaan boneka replika hingga penambahan efek visual yang menyerupai laser “eliminasi” seperti dalam drama tersebut.
Pada akhir tahun 2024, “Squid Game” musim 2 mengangkat lagu “Round and Round”, yang dikenal sebagai “Mingle Game Song”. Lagu ini merupakan adaptasi dari lagu anak-anak tradisional Korea yang muncul dalam permainan di musim kedua serial hit tersebut. Di platform media sosial seperti TikTok, pengguna menciptakan tantangan dengan menjadikan lagu ini sebagai latar belakang. Mereka menampilkan adegan-adegan yang terinspirasi dari permainan dalam seri, atau menari mengikuti irama lagu dengan gerakan yang mencerminkan ketegangan dan dinamika yang ada dalam “Squid Game 2”. Dialog-dialog ikonik dari musim kedua juga diintegrasikan dalam tantangan ini, sehingga semakin meningkatkan daya tarik dan keterlibatan komunitas penggemar “Squid Game” di seluruh dunia.
Peran TikTok Meningkatkan Antusiasme Gen Z terhadap K-Drama
TikTok tidak hanya berfungsi sebagai platform untuk berbagi video, tetapi juga sebagai alat yang efektif untuk membangun komunitas di sekitar K-Drama. Generasi Z, yang dikenal dengan kecenderungan mereka untuk mencari konten yang cepat dan menarik, menemukan bahwa TikTok menawarkan cara yang menyenangkan untuk terlibat dengan cerita dan karakter dari drama Korea. Melalui video pendek, pengguna dapat berbagi reaksi, meme, dan analisis yang membuat pengalaman menonton menjadi lebih interaktif.
Salah satu aspek menarik dari fenomena ini adalah bagaimana TikTok memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam diskusi dan berbagi pendapat tentang K-Drama. Misalnya, banyak pengguna yang membuat video reaksi saat menonton episode terbaru, memberikan komentar lucu, atau bahkan membahas teori-teori tentang alur cerita. Hal ini menciptakan ruang bagi penggemar untuk saling berinteraksi dan berbagi pandangan, yang pada gilirannya meningkatkan rasa keterhubungan di antara mereka.
Selain itu, TikTok juga menjadi tempat bagi penggemar untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Banyak pengguna yang membuat video editan yang menggabungkan potongan adegan dari K-Drama dengan musik, efek visual, dan narasi yang menarik. Ini tidak hanya menunjukkan kecintaan mereka terhadap drama tersebut, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan bakat kreatif mereka. Konten-konten ini sering kali menjadi viral, menarik perhatian lebih banyak orang untuk menonton drama yang diangkat.
Dampak Budaya dan Sosial
Keterlibatan Gen Z dengan K-Drama melalui TikTok juga menciptakan dampak budaya yang signifikan. K-Drama sering kali mengangkat tema-tema yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti cinta, persahabatan, dan perjuangan pribadi. Dengan adanya platform seperti TikTok, pesan-pesan ini dapat disebarluaskan dengan lebih luas dan cepat. Banyak pengguna yang merasa terhubung dengan karakter dan cerita, sehingga mendorong mereka untuk membahas isu-isu sosial yang diangkat dalam drama tersebut.
Misalnya, drama seperti “Extraordinary Attorney Woo” yang mengangkat tema tentang autisme, berhasil menarik perhatian banyak orang di TikTok. Pengguna tidak hanya membahas karakter utama, tetapi juga berbagi informasi dan pengalaman pribadi terkait isu-isu yang diangkat dalam drama. Hal ini menunjukkan bagaimana K-Drama dapat menjadi jembatan untuk diskusi yang lebih dalam tentang topik-topik penting di masyarakat.
Kesimpulan
Perpaduan antara K-Drama dan TikTok telah menciptakan fenomena yang menarik di kalangan Generasi Z. Dengan memanfaatkan kekuatan video pendek dan interaksi sosial, TikTok telah menjadi platform yang tidak hanya mempromosikan K-Drama, tetapi juga membangun komunitas penggemar yang aktif dan kreatif. Melalui konten yang beragam, pengguna dapat mengeksplorasi, berdiskusi, dan merayakan kecintaan mereka terhadap drama Korea, menjadikannya bagian integral dari budaya hiburan modern. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dan platform media sosial, kemungkinan untuk melihat evolusi lebih lanjut dari hubungan ini sangatlah besar, dan K-Drama kemungkinan akan terus menjadi bagian penting dari pengalaman hiburan Generasi Z di era digital.
Penulis: Afifah Ashma Wati, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)