SEMARTARA – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Seoul, Korea Selatan, pada Selasa (11/9).
Presiden Jokowi merupakan salah satu presiden di dunia yang menjadi pembicara di universitas tersebut setelah Presiden Barrack Obama, Presiden Mikhail Gorbachev, dan beberapa pejabat penting seperti Ban Ki-moon Sekretaris Jenderal PBB.
“Saya cukup yakin, dari para pejabat yang berkunjung ke universitas ini, tidak ada satupun yang pernah melompat di atas mobil sambil mengendarai sepeda motor,” kata Jokowi, membuat seisi ruang tertawa.
Aksi yang dimaksud adalah aksi Jokowi ketika pembukaan Asian Games 2018 lalu. Menurut dia, Asian Games tahun ini benar-benar memperagakan secara spektakuler ‘human capital’ yang luar biasa di Asia. Lebih dari 14 ribu atlet dan 7000 pejabat dari 45 negara, bertanding di 40 cabang olah raga, sehingga menjadi Asian Games terbesar dalam sejarah.
“Dan pada upacara pembukaan Asian Games kita senang sekali dapat mempertemukan Perdana Menteri Korea Selatan dengan Deputi Perdana Menteri Korea Utara. Dan sama hal-nya seperti yang dilakukan saat Winter Olympics in Pyeong-chang, para atlet dari kedua Korea jalan bersama di bawah satu bendera Korea dan bertanding bersama, di berbagai cabang olah raga,” tuturnya.
Lanjut Jokowi, upaya menciptakan perdamaian di semenanjung Korea, bukanlah satu-satunya tantangan yang sedang dihadapi dunia saat ini. Tantangan lainnya, kata dia adalah tantangan keamanan, mulai dari Afghanistan, Timur Tengah, sampai Rakhine State di Myanmar.
Selain itu populisme, proteksionisme, dan uni-lateralisme semakin meningkat di berbagai penjuru dunia. Perubahan iklim yang tidak henti-hentinya berkontribusi pada kebakaran hutan yang dahsyat, dari California sampai Australia sampai Indonesia dan pada fenomena ‘heat wave’, dari Eropa sampai Asia Selatan.
“Musim panas tahun ini, kota Tokyo mencetak suhu tertinggi dalam sejarah Tokyo yaitu 41 derajat Celsius. Konsumerisme kita yang boros membawa sampah plastik sampai bergunung-gunung membanjiri berbagai pesisir dari Bali sampai kepulauan Carribbean,” terangnya.
Belum selesai dengan semua tantangan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa dunia harus sudah bersiap dengan revolusi industri 4.0 dan segala perubahannya yang begitu cepat. Untuk menghadapi semua ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah bersikap tenang. Dirinya meyakini bahwa potensi dari sikap positif dan optimisme dalam hubungan internasional dan negosiasi ekonomi pada umumnya kurang diperhitungkan.
Hal kedua yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan, menurut ia adalah inovasi yang datang dari eksperimentasi. Jokowi memberikan contoh keputusan Presiden Moon Jae-In dan Presiden Donald Trump untuk membuka jalur dialog, dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meski banyak dikritik orang.
“Saya percaya lebih baik mencoba sesuatu yang baru meskipun ada risiko gagal. Sudah begitu lama, kita menempuh jalan untuk tidak bicara dengan para pemimpin Korea Utara, dan sudah bertahun-tahun enggak ada hasilnya, sama sekali tidak bergerak menuju pada sebuah perdamaian di semenanjung Korea,” katanya.
Hal ketiga yang harus dilakukan adalah aksi. Jokowi mengajak semua peserta untuk tidak merasa kecil hati jika yang bisa dilakukannya hanya langkah-langkah kecil saja.
“Saya percaya, penting untuk melakukan yang bisa kita lakukan. Seperti kata pepatah, ‘a journey of a thousand miles, starts with a single step’,” ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan langkah-langkah konkret yang telah dilakukan Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Langkah-langkah tersebut antara lain mengunjungi langsung kamp pengungsi Rohingya di wilayah Cox’s Bazaar, menggelar pertemuan ulama trilateral dengan Afghanistan dan Pakistan.
Ia juga mengungkapkan bahwa Korea Selatan dan Indonesia adalah mitra yang ideal untuk bekerja sama menuju sebuah agenda internasional yang progresif bagi dunia. Kedua negara menganut demokrasi, dengan demografi yang saling melengkapi, dan tahap pembangunan yang komplementer.
“Bangsa Korea adalah sebuah bangsa yang hebat. Demikian juga kami, bangsa Indonesia. Mari kita bekerja sama untuk menghadirkan hal-hal yang hebat kepada dunia,” pungkasnya. (Tim)