Jerinx takut buat istrinya sengsara kalau di penjara

Jerinx takut buat istrinya sengsara kalau di penjara
Jerinx takut buat istrinya sengsara kalau di penjara

Jakarta, Semartara.News – Jerinx atau I Gede Aryastina takut membuat istrinya sengsara kalau dirinya kembali dipenjara. Jerinx mengatakan hal tersebut dalam pembelaan terkait kasus pengancaman Adam Deni Gearaka.

I Gede Aryastina alias Jerinx ‘SID’ Jerinx mengatakan Nora sudah tidak memiliki ayah dan harus menghidupi keluarganya. Jerinx mengatakan tidak ingin membuat Nora sengsara kalau di penjara.

“Istri saya adalah anak yatim yang nggak pernah kenal sosok ayahnya. Sebelumnya, saya dan istri dapat menafkahi ibu dan adik-adik istri saya yang usianya masih belia, masih kecil.  saya dipenjara, istri sayalah bekerja seorang diri. Saya sangat tidak ingin melihat istri saya sengsara lagi,” katanya.

Drummer grup band Superman is Dead itu juga mengatakan memiliki rencana bayi tabung bersama Nora. Jerinx ingin memberi keturunan untuk orang tuanya.

“Sebelum saya bermasalah, saya dan istri ingin program bayi tabung. Sebagai anak tunggal, saya masih punya janji kepada kedua orang tua untuk memberi cucu pertamanya. Mengingat usia orang tua saya sudah sepuh, saya khawatir saya tidak bisa memenuhi itu,” tutur Jerinx.

Baca Juga: Jerinx Mengupayakan Keadilan Restoratif Terkait Kasus Dengan Adam Deni

Jerinx bercerita bahwa dia adalah anak tunggal dalam keluarga. Kedua orang tuanya sudah lama bercerai dan ia harus menghidupi ibunya yang sedang sakit. Jerinx juga bercerita tentang sosok istrinya, Nora Alexandra.

“Saya dan istri masih tergolong pengantin baru, Yang Mulia. Kami menikah sebelum pandemi. Saat rencana bulan madu gagal,  saya masuk penjara akibat kritik IDI. Saya bebas, masuk lagi. Kali ini saya kapok dan menyesal dan sungguh malu telah menjadi suami yang gagal membahagiakan istri saya,” ujar Jerinx saat membacakan pledoi di PN Jakpus, Jalan Bungur Besar Raya, Selasa (22/2/2022).

Jerinx Takut Ancaman Istri

“Jadi Saudara pada prinsipnya sudah menyesal, ya? Satu pertanyaan, terhadap perbuatan Saudara yang di dalam telepon direkam itu, tadi 15 menit lebih sekian detik, isinya yang ada mengatakan ‘sini kepalamu tak injak-injak’ dan menyebut beberapa nama di kebun binatang itu, apakah saudara juga menyesali mengatakan itu?” tanya hakim Surachmat setelah Jerinx dan pengacara membacakan pleidoi.

“Menyesal, tentu saja saya menyesal. Apalagi istri saya juga bilang kalau saya bicara kasar lagi seperti itu, dia akan akan menceraikan saya, jadi saya takut sama istri,” jawab Jerinx.

“Artinya takut dengan istri?” timpal hakim.

“Takut dengan ancaman istri,” tegas Jerinx.

Hakim Surachmat pun meminta Jerinx tidak mengulangi perbuatannya hanya karena takut kepada Nora, melainkan takut juga pada aturan hukum yang berlaku.

“Itu tidak hanya ancaman istri saja, tapi Undang-Undang juga. Masyarakat juga tidak menyetujui itu,” kata hakim.

Hakim pun bertanya apakah Jerinx akan bangkit setelah adanya kasus ini. Jerinx pun berjanji akan menjadi orang yang lebih baik dan bijaksana.

“Saya akan bangkit lagi menjadi pribadi yang makin bijaksana, itu saya pelajari di penjara di luar dari rumah, jauh dari keluarga, itu mengubah saya banyak. Saya harus lebih bijaksana, apalagi saya ingin jadi kepala keluarga nanti,” tutur Jerinx.

“Sungguh luar biasa, Saudara Jerinx. Saya hanya memberi contoh saya sering membaca buku dulu, Buya Hamka dipenjara, mungkin kita beda agama, tapi tidak maksud menyinggung soal itu. Artinya ketika dia dipenjara oleh Soekarno, dia tidak punya rasa sedikitpun ketika Bung Karno wafat, dia minta Buya Hamka yang salatkan. Kemudian, Mohammad Hatta pernah juga dipenjara, dia bisa menulis buku,” kata ketua Surachmat di PN Jakpus, Selasa (22/2).

“Orang Tionghoa jagoan menembak itu, siapa? Anton Medan, dia akhirnya jadi ustaz, Anton Medan kayak apa dia jagoannya itu,” lanjut hakim.

Namun Jerinx langsung menimpali dengan bercanda. Jerinx mengatakan dia bukanlah preman. “Tapi kan saya bukan preman, Yang Mulia,” timpal Jerinx.

“Ha-ha-ha… jadi saya tidak mengatakan Jerinx itu preman, saya juga mengatakan Buya Hamka, saya memberi contoh Bung Hatta, apakah preman itu?” katanya.

“Saya memberikan contoh Anton, Anton mantan preman. Artinya, setiap perbuatan atau kita berdiam di bui, Saudara itu bisa membuat karya yang hebat, ya, Anton masuk bui kemudian dia belajar, dia tobat akhirnya dia menjadi ustaz. Maksudnya mengambil maknanya, bahwa ketika kita menyadari sebuah perbuatan kita, kita bisa bangkit setelah itu,” ucap hakim.(DetikCom)

Tinggalkan Balasan