Jakarta,Semartara.News – Indonesia kembali mencatat surplus perdagangan sebesar USD 3,12 miliar pada Februari 2025, melanjutkan tren positif selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus ini didorong oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar USD 4,84 miliar, meskipun sektor migas masih mencatat defisit sebesar USD 1,72 miliar. Rabu (19/03/2025)
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa secara kumulatif, surplus perdagangan Januari—Februari 2025 mencapai USD 6,61 miliar, lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 2,83 miliar.
Ekspor Nonmigas Menguat Pada Februari 2025, ekspor Indonesia mencapai USD 21,98 miliar, meningkat 2,58 persen dibandingkan Januari 2025 dan naik 14,05 persen dibandingkan Februari 2024. Sektor industri mendominasi ekspor dengan kontribusi 84,69 persen, diikuti sektor pertambangan (12,60 persen) dan pertanian (2,71 persen).
Beberapa komoditas ekspor unggulan dengan peningkatan tertinggi secara bulanan antara lain:
- Mesin dan peralatan mekanis (HS 84) naik 37,85 persen
- Lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) naik 37,04 persen
- Makanan olahan (HS 21) naik 20,30 persen
- Logam mulia dan perhiasan (HS 71) naik 16,45 persen
- Barang dari kulit samak (HS 42) naik 15,66 persen
Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi tujuan utama ekspor nonmigas dengan pangsa 39,79 persen dari total ekspor nasional. Beberapa negara tujuan dengan pertumbuhan ekspor tertinggi meliputi Pakistan (69,09 persen), Spanyol (67,98 persen), dan Kanada (48,78 persen).
Impor Meningkat, Didominasi Bahan Baku Pada Februari 2025, impor Indonesia tercatat sebesar USD 18,86 miliar, naik 5,18 persen dibanding Januari 2025. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan impor migas sebesar 15,50 persen dan nonmigas sebesar 3,52 persen.
Impor masih didominasi oleh bahan baku/penolong dengan pangsa 73,90 persen, diikuti barang modal (18,31 persen) dan barang konsumsi (7,79 persen). Beberapa produk impor dengan kenaikan tertinggi meliputi:
- Logam mulia dan perhiasan (HS 71) naik 110,26 persen
- Bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 88,86 persen
- Bahan bakar mineral (HS 27) naik 78,65 persen
Secara kumulatif, total impor Januari—Februari 2025 mencapai USD 36,80 miliar, mengalami sedikit penurunan sebesar 0,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja Perdagangan Tetap Stabil Menteri Perdagangan menekankan bahwa surplus perdagangan yang berkelanjutan menunjukkan daya saing ekspor nasional yang tetap kuat di tengah dinamika global. Pemerintah terus mendorong diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing produk ekspor guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (Sayuti/Ril)