IKN Buka Peluang Besar Untuk Investor Properti

IKN Buka Peluang Besar

Jakarta, Semartara.News – Ibu Kota Negara yang baru atau IKN buka peluang besar bagi para investor, terutama mereka yang bergerak di bidang properti untuk bisa mengembangkan usahanya, di wilayah Kalimantan Timur.

Pasalnya, dengan disetujuinya Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara menjadi Undang-Undang. Dengan demikian, Presiden Joko Widodo dapat untuk memulai proyek konstruksi pemindahan ibu kota dari Jakarta, yang relatif sering mengalami gempa serta mengalami penurunan ketinggian daratan setiap tahunnya, di Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan, dikutip dari AP News. Proyek ini sendiri memiliki anggaran sekitar Rp451 triliun.

Ibu Kota baru, yang oleh Presiden diberi nama ‘Nusantara’ yang berarti ‘gugusan pulau-pulau’, akan menjadi daerah khusus pemerintahan. Untuk rencana awal, sekitar 1,5 juta Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan dimutasi ke kota baru tersebut.

Menurut Nikkei Asia, tenggat waktu pemindahan ibu kota negara mundur hingga tahun 2024. Sementara itu, kedutaan besar-kedutaan besar serta organisasi luar negeri diberi waktu hingga 10 tahun sejak tenggat tersebut untuk memulai relokasi ke wilayah ibu kota baru. Pemerintah menyediakan lahan untuk kedutaan besar dan organisasi internasional tersebut.

“Pembangunan ibu kota baru bukan sekadar pemindahan kantor pemerintahan secara fisik,” jelas Presiden. “Tujuan utamanya adalah membangun kota pintar baru, sebuah kota baru yang kompetitif dalam level global, untuk membangun lokomotif perubahan baru… menuju Indonesia yang berbasis pada inovasi, teknologi, dan ekonomi hijau.”

Jika Presiden menegaskan bahwa Jakarta masih akan tetap menjadi pusat perekonomian dan bisnis Indonesia, apa yang ditawarkan Nusantara untuk investor real estat?

Baik Aldo Massaly, Country Manager Global Workplace Solutions, dan Jonathan Hills, Editor-In-Chief riset Asia Pasifik untuk CBRE Indonesia, kepada RETalk Asia sepakat memprediksi IKN baru buka peluang yang sangat baik bagi para investor dan pengembang. Ini karena infrastruktur masih tetap akan menjadi objektif kebijakan utama Pemerintah saat ini.

“[Ibu kota baru] akan membutuhkan pembangunan infrastruktur yang baru, seperti jalanan, jalur kereta, perkantoran, dan hunian. Pusat pemerintahan baru juga akan membutuhkan dukungan infrastruktur untuk lebih dari satu juta pegawai pemerintahan yang diperkirakan akan pindah ke lokasi yang baru dalam 10 tahun ke depan,” ujar keduanya.

“Pemindahan ini sendiri akan mendorong para investor dan pengembang untuk berakselerasi lebih jauh dalam merencanakan cara memanfaatkan peluang ini.”

Terlebih lagi, langkah pemindahan ibu kota ini bisa mendatangkan peluang investasi dan pembangunan baru baik untuk ibu kota yang sekarang maupun yang baru karena ada rencana pemerintah untuk menyewakan properti milik negara yang ada di Jakarta.

Perusahaan Konsultan Cekindo juga menyebut infrastruktur, bersama dengan perdagangan, energi, dan pariwisata, sebagai sektor-sektor yang harus diamati oleh para investor luar negeri. Mereka mengatakan bahwa “perusahaan yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur lunak dan infrastruktur keras, seperti pengembangan perkotaan, utilitas, pembangunan tol, konsultan lingkungan, dan bisnis-bisnis lain yang dibutuhkan untuk menciptakan kota pintar” akan mendapat keuntungan di ibu kota yang baru.

JLL juga mengungkapkan bahwa sejumlah investor sudah mulai menyatakan ketertarikannya terhadap ibu kota baru. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa investor dari Hong Kong dan Korea Selatan telah menjanjikan jutaan dolar, sementara Softbank Group Corp sudah menawarkan sejumlah investasi di bidang konstruksi.

“Komitmen dari nama-nama penting seperti Softbank dan mantan Perdana Menteri Inggris Raya Tony Blair di dalam dewan pengarah untuk ibu kota baru akan membantu membangun kepercayaan serta menarik lebih banyak investor untuk mendukung pembangunan ini,” ujar Yunus Karim, manager riset di JLL Indonesia. “Ini secara potensial dapat membantu pemerintah untuk menjangkau lingkar internasional yang lebih luas untuk mendapatkan aliran investasi yang lebih besar.”

Melihat sentimen investor yang optimistis, para pengembang properti terdepan di Indonesia – khususnya para pemenang PropertyGuru Indonesia Property Award Sinar Mas Land, Agung Sedayu Group, PT Metropolitan Kentjana Tbk, Astra Land Indonesia, Triniti Land, PT Intiland Development Tbk, Fairpoint, dan PT Adhi Commuter Properti – bisa mendapat keuntungan dari potensi Nusantara sebagai sumber penghasilan yang baru.

Tinggalkan Balasan