Berita  

ICMI Kota Tangerang Adakan Dialog Publik Penguatan Demokrasi Kepada Pemilih Pemula

SEMARTARA, Kota Tangerang (31/1) – Mengingat pentingnya segenap komponen masyarakat menyikapi momentum Pilkada 2018 dan Pemilu Legislatif 2019, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Kota Tangerang, selenggarakan Dialog Publik di Gedung Budi Mulia, Ciledug, Kota Tangerang, pada Rabu (31/1).

Adapun pembicara dalam kegiatan yakni M. Ibrahim Rantau, M.Ip (Tenaga Ahli Komisi II DPR-RI), Dr. Suryadi Syarief (Akademisi), dan M. Agus Muslim, S.Ag (Ketua Panwaslu Kota Tangerang).

Pada kegiatan yang bertajuk “Penguatan Demokrasi Melalui Pemilu Yang Luber dan Jujur” Ibrahim Rantau menyampaikan, mengecilnya peluang pintu kontestasi mengakibatkan degradasi politik.

“Jika semakin kecil peluang pintu kontestasi politik, maka akan mengakibatkan degradasi politik,” kata Ibrahim.

Sementara Ketua Panwaslu Kota Tangerang, Agus Muslim pada kesempatan tersebut mengajak masyarakat untuk menegakkan demokrasi dan mencegah pelanggaran selama proses tahapan Pilkada.

“Mari bersama-sama kita jaga proses kegiatan Pilkada di Kota Tangerang agar tercipta pemilihan umum yang bersih, jujur, dan adil,” kata Agus.

“Kalau kita melihat ada yang bagi-bagi sembako saat kampanye nanti, hendaknya laporkan kepada panitia pengawas disertai dengan bukti-bukti yang akurat dan otentik,” imbuhnya.

Pembicara lainnya Suryadi Syarief dari kalangan akademisi menyampaikan kepada para peserta bahwa yang dikatakan demokrasi itu bukan bebas, yang dikatakan demokrasi itu justru tidak bebas. Makanya, tidak semua orang mampu melaksanakan demokrasi, hanya orang-orang terdidik yang mampu berdemokrasi.

“Prinsip penyelenggaraan demokrasi itu adalah pendidikan yang disesuaikan secara demokrasi dan berkeadilan. Makanya tadi saya bilang bahwa orang dapat melaksanakan demokrasi pada saat mengetahui serta memahami hak dan kewajiban,” paparnya.

Dirinya mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut. Sebab menurut dia, hal itu dapat memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang demokrasi kepada anak didik sebagai pemilih pemula.

“Praktek demokrasi di lingkungan sekolah sebenarnya sudah terjadi. Seperti misalnya saat pengenalan orientasi siswa, pemilihan ketua kelas, dan pemilihan ketua OSIS. Itu salah satu bentuk demokrasi di sekolah,” ujarnya.

Ia berharap seluruh masyarakat khususnya pemilih pemula dapat berpartisipasi memanfaatkan haknya sebagai pemilih dan menentukan pilihannya.

“Wujudkan demokrasi cerdas, dari pemilih yang cerdas, dan untuk pemimpin yang cerdas,” pungkasnya.

Ketua Umum ICMI Orda Kota Tangerang, Ahmad Jazuli Abdillah menerangkan bahwa kotak kosong sebenarnya tidak ada dalam terminologi politik. Kata dia, salah satu terjadinya kotak kosong dikarenakan proses untuk maju dalam calon perseorangan sangat berat dan dirasa mahal.

“Kita menganut sistem demokrasi elektoral yang dalam Pilkada ini dimungkinkan sesuai aturan bahwa calon tunggal itu sah. Digugat ke MK tetapi MK setuju. Akhirnya berjalan saja demokrasi itu, karena sirkulasi lima tahunan ini tetap harus berjalan,” kata Jazuli.

“Dan yang penting buat kita demokrasi itu tetap berjalan. Tidak ada konflik, berlangsung secara jujur dan adil,” tandasnya. (Helmi)

Tinggalkan Balasan