Jawa Timur, Semartara.News – Sebentar lagi Indonesia akan memiliki bendungan kedua terpanjang di Asia Tenggara, yakni Bendungan Semantok. Memiliki panjang tubuh bendungan 3,1 km dengan tinggi bendungan 30 m (dari dasar pondasi bendungan), bendungan yang berlokasi di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur garapan PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) – PT Bangun Nusa dan berkolaborasi dengan PT Brantas Abipraya (Persero) (Abipraya) – Pelita ini ditargetkan rampung pada akhir 2022.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo mengatakan bahwa Bendungan Semantok memiliki banyak manfaat seperti, reduksi banjir dengan pola operasi waduk sehingga meminimalisir potensi banjir yang selama ini terjadi di daerah Nganjuk Utara; melayani kebutuhan irigasi sawah 1.900 hektare, penyediaan air baku 312 liter / detik, dan pemeliharaan sungai di hilir bendungan 30 liter/ detik.
“Tak hanya itu, bendungan ini juga akan menjadi destinasi wisata baru untuk menggerakkan perekonomian daerah serta juga menjadi konservasi lingkungan,” ujar Tjahjo.
Lebih lanjut Tjahjo menyampaikan bahwa Proyek pembangunan Bendungan Semantok dilaksanakan dengan 4 paket pekerjaan, dimana paket 2 dan paket 4 dikerjakan oleh KSO Hutama Karya – Bangunnusa dengan lingkup pekerjaan meliputi, pekerjaan tubuh bendungan, pekerjaan instrumentasi bendungan, hingga jalan puncak bendungan.
“Hutama Karya juga melakukan pekerjaan saluran pengelak berupa conduit, pekerjaan intake utama, pekerjaan hydromechanical, pekerjaan spillway, hingga pekerjaan gardu pandang dan penataan lansekap bendungan,” imbuhnya.
Tjahjo melanjutkan, Bendungan Semantok mampu menampung volume tampungan air total 32,673 juta m3, tampungan mati 4,100 juta m3, dan tampungan normal 22,404 juta m3.
“Sedangkan volume penyaluran air baku melalui bendungan ini mencapai 312 liter / detik atau setara dengan kebutuhan air bersih kurang lebih 28.000 sambungan rumah,” terang Tjahjo.
Pembangunan Bendungan Semantok dimulai dengan ditandatanganinya kontrak pekerjaan pada 28 Desember 2017, dengan 2 paket (Paket 1 Brantas Abipraya KSO, Paket 2 Hutama Karya KSO).
Dalam pelaksanaannya tidak luput dari tantangan, baik secara teknis, sosial yakni terkait pembebasan lahan, maupun pandemi covid-19.
“Salah satu keunggulan dalam pembangunan bendungan ini adalah pemanfaatan konstruksi digital melalui penerapan Building Information Modelling (BIM) yang telah memenuhi Standar Manajemen Informasi berbasis ISO 19650 yang mendukung monitoring & controlling pelaksanaan konstruksi. Adapun nilai kontrak pembangunan Bendungan Semantok untuk Paket 2 dan Paket 4 yang ditangani oleh Hutama Karya adalah sebesar Rp 1,17 triliun,” jelas Tjahjo.
Menjadi Finalis Penghargaan Internasional
Kesuksesan pembangunan Bendungan Semantok tak lepas dari sorotan mata dunia. Tim proyek turut masuk menjadi finalis penghargaan untuk infrastruktur Going Digital Award yang digagas Bentley.
Going Digital Awards sendiri merupakan kompetisi global yang prestisius dalam dunia konstruksi yang memberikan apresiasi para pelaku industri konstruksi dalam memajukan dan mendorong penerapan digitalisasi.
Sejak tahun 2004, program penghargaan ini telah mengakui lebih dari 4.400 proyek infrastruktur paling menonjol di dunia. Hutama Karya terpilih menjadi finalis untuk kategori “Geo Professional” untuk Semantok Dam Project.
Kategori ini merupakan kategori penghargaan untuk proyek-proyek yang telah menunjukkan keunggulan dan kemajuan digital dalam manajemen geo-data dan informasi, geologi, geofisika, dan geoteknik yang telah menghasilkan pengurangan risiko, kelestarian lingkungan, atau desain yang dioptimalkan untuk kinerja jangka panjang.
Hutama Karya akan memperebutkan gelar juara dalam kategori Geoprefosional ini bersama pemain global GHD dan Mott MacDonald. Momentum ini juga menjadi kebanggaan Indonesia untuk dunia. Di mana perusahaan BUMN Karya mampu tampil di ajang internasional.
“Sebelas panel juri independen telah memilih 36 finalis untuk 12 kategori yang dipertandingkan, finalis yang terpilih ini merupakan saringan dari lebih dari 300 submission dari 180 organisasi ataupun Perusahaan konstruksi yang berasal dari 47 negara,” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Hadirnya Bendungan Semantok menambah daftar bendungan yang berada di Jawa Timur antara lain Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro yang juga merupakan proyek yang dibangun oleh Hutama Karya.(Adv)