Jakarta, Semartara.News – Kehadiran Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF), disambut positif oleh tiga perusahaan BUMN Infrastruktur, yakni, Hutama Karya, Waskita Karya, dan Jasa Marga. Menurut tiga perusahaan itu, kehadiran lembaga tersebut bisa membantu pendanaan pembangunan infrastruktur.
Direktur Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Taufik Hendra Kusuma mengatakan, kehadiran LPI akan membantu BUMN pengembang infrastruktur dalam melakukan divestasi (Asset Recycle). Hal ini dikarenakan LPI berperan sebagai investor yang akan mengambil alih proyek investasi yang telah beroperasi, seperti Jalan Tol, Bandara, dan Pelabuhan yang saat ini dimiliki oleh BUMN.
“Dengan begitu, BUMN akan kembali memiliki kapasitas baru, khususnya keuangan, untuk mendanai pembangunan proyek infrastruktur lainnya,” ujar Taufik dalam keterangan tertulis yang dikutip dari LKBN Antara di Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Bentuk kerja sama yang diharapkan dari LPI, adalah, dalam bentuk pelepasan saham jalan tol yang saat ini dimiliki oleh anak usaha Waskita, yaitu PT Waskita Toll Road. Saat ini Waskita mempunyai kepemilikan pada 17 ruas di Pulau Jawa dan Sumatera, di mana 12 di antaranya telah beroperasi, baik secara penuh maupun parsial. Sejak akhir tahun lalu manajemen Waskita telah melakukan diskusi intensif secara informal dengan tim dari INA.
Sementara itu, PT Hutama Karya (Persero) juga menyambut positif pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang memiliki kapasitas keuangan besar, sehingga, dapat menjadi salah satu alternatif solusi pembiayaan dalam menyelesaikan penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Plt EVP of Corporate Secretary Hutama Karya Tjahjo, Purnomo, mengatakan, Hutama Karya siap untuk menawarkan sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang dikelola kepada Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Skema yang ditawarkan, jelasnya, dalam bentuk divestasi atau pengalihan konsesi untuk jangka waktu tertentu. “Dana yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk membangun ruas tol baru di Sumatera,” kata Tjahjo.
Adapun Jasa Marga mengungkapkan kehadiran LPI memiliki sejumlah manfaat, mulai dari meningkatkan likuiditas perusahaan, sampai dengan adanya asset recycling yang dapat meningkatkan kinerja, karena penjualannya dilakukan di atas nilai buku.
Menurut Direktur Keuangan Jasa Marga, Donny Arsal, Jasa Marga sendiri sebenarnya memiliki 21 aset yang siap menampung dana dari LPI ini. Dari 21 aset, sebanyak 18 masuk dalam tahapan brown field. Maksudnya, proyek ini menghilangkan risiko pembebasan lahan dan konstruksi.