Sementara itu, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur telah menerima laporan dari Arek Aktivis 98 Suroboyo Tangi, terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan saat tasyakuran ulang tahun Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
“Sudah kami terima laporannya. Saat ini sedang kami dalami terkait laporan tentang pelanggaran protokol kesehatan,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko, dikutip dari laman yang sama, Senin (24/5/2021).
Arek Aktivis 98 Suroboyo Tangi, melaporkan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, dan Plh Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono atas dugaan kasus pelanggaran protokol kesehatan dan gratifikasi ke Polda setempat.
“Dua laporan kami yang akan kami sampaikan secara khusus kepada SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) hari ini. Soal materi hukumnya biar tim kuasa hukum,” ucap salah seorang anggota Arek Aktivis 98 Suroboyo Tangi, Roni Agustinus.
Roni mengatakan, pelanggaran protokol kesehatan ini harus diproses secara hukum dan tidak ada pembedaan baik penjabat masyarakat dan lain sebagainya. Mengenai permintaan maaf Khofifah dalam klarifikasinya, menurut Roni hal itu tidaklah cukup untuk menghilangkan proses hukum.
Kuasa hukum Arek Aktivis 98 Suroboyo Tangi, Arihan Simahela menyampaikan, dalam pelaporan pertama, pihaknya menggunakan Pasal 14 ayat 1 dan ayat 2 UU 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, Pasal 93 UU 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Pasal 216 KUHP.
Sedangkan pelaporan kedua berupa dugaan kasus gratifikasi menggunakan Pasal 5 dan Pasal 12 UU 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. “(Laporan ini dibuat) terhadap dugaan gratifikasi atau penggunaan APBD (pada acara ulang tahun),” katanya.
Untuk diketahui saja, beberapa minggu terakhir, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjadi sorotan publik. Pasalnya, video acara ulang tahun mantan Menteri Sosial itu mendadak viral di media sosial.