SEMARTARA – Sedikitnya ada tiga peringatan hari anak di Indonesia, yakni Hari Anak Nasional, Hari Anak Sedunia, dan Hari Anak Universal. Tapi jumlah itu tidak lebih banyak dari peringatan hari anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Tangerang.
Setiap hari, kata Kepala LPKA Dedi Cahyadi melalui Kepala Seksi Pembinaan Herti Hartati, setiap hari merupakan peringatan hari anak di LP peninggalan Belanda tersebut.
“Semua hari di LPKA, hari anak. Yang terbaik untuk mereka kita beri setiap hari. Kita tidak ada hari khusus semua adalah hari terbaik mereka,” kata Herti saat dikunjungi siswa SMP Nasional 1 (Nasa), Kota Bekasi, Kamis (22/11/2019).
Tentu tidak dalam arti sebenarnya tapi ungkapan itu mewakili optimisme petugas dalam pemenuhan hak-hak anak yang berkonflik dengan hukum.
Bila setiap hari adalah hari spesial bagi anak didik lapas (andikpas) begitu juga hari kunjungan siswa Nasa. Bertemu dengan orang yang di luar lingkungan LPKA, diakui salah satu Andikpas Mul sangat menyenangkan. Kesenangan itu nampak dalam drama kolaborasi siswa SMP Istimewa LPKA dengan Nasa.
Sementara bagi Rizki (13), salah satu siswa SMP Nasa, kunjungan itu diakui sebagai pelajaran berharga. Ia belajar untuk tidak menilai seseorang hanya dari latar belakangnya saja.
“Malah lebih baik dari sekolah kami, malah lebih friendly dari sekolah kita,” jawabnya saat dimintai tanggapan perihal kawan barunya tersebut.
Dalam bayangan Rizki, kawan barunya di LPKA tidak bersahabat alias tidak ramah. Nyatanya, penilaian itu lirih usai dia berkegiatan bahkan bernyanyi bersama.
“Awalnya sih takut, namanya juga LPKA. Dari depan aja udah kayak penjara beneran tapi lama-lama enak kok,” katanya.
Kunjungan itu, diterangkan Kepala Sekolah Nasa Dwi Maria Maharani, merupakan bagian dari pembelajaran luar ruang. Ia ingin muridnya tidak hanya pandai secara akademik tapi mereka juga peka terhadap lingkungan sosialnya.
“Jadi, mereka melihat dunia ini tidak hanya sekedar yang ada di sekolah saja. Mereka belajar bahwa segala proses yang mereka hadapi saat ini tidak perlu dikeluhkan. Jadi pada saat mereka merasa hidup tidak mengenakan, mereka tidak mengeluh. Masih banyak kawan mereka yang memiliki kehidupan yang berliku-liku,” tukasnya.
Rizki datang bersama 72 teman disertai guru-gurunya. Di akhir kegiatan mereka menghadiahi bingkisan kepada Andikpas sebagai tanda persahabatan. Mereka juga menyempatkan berkeliling ke sejumlah fasilitas di LPKA Klas 1 Tangerang.