Jakarta, Semartara.News – Keberadaan bisnis seperti perumahan, rupanya tetap bertahan di tengah pandemi, dimana dari survey Bank Indonesia, harga properti residensial pada periode akhir tahun 2021 lalu menunjukan peningkatan tipis sebesar 1,47 persen.
Mayoritas pembiayaan pengembang juga masih menggunakan dana internal sementara mayoritas pembiayaan masyarakat menggunakan KPR.
Bank Indonesia (BI) kembali merilis perkembangan indeks harga properti residensial (IHPR) untuk periode triwulan keempat 2021. Di tengah situasi pandemi Covid-19, pada periode tersebut harga properti residensial baru yang dipasarkan perusahaan developer masih menunjukan peningkatan.
Menurut Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, IHPR periode triwulan keempat 2021 menunjukan peningkatan mencapai 1,47 persen secara tahunan (year on year/yoy). Peningkatan ini sedikit lebih tingi dibandingkan triwulan sebelumnya yang naik sebesar 1,41 persen.
“Survei IHPR ini mengindikasikan telah terjadi perbaikan konstraksi penjualan untuk produk properti residensial di pasar primer untuk periode tersebut. Tren ini akan berlanjut dan diperkirakan pada teriwulan pertama tahun 2022 akan kembali meningkat sebesar 1,29 persen,” ujarnya.
Dari sisi penjualan, survey BI juga mengindikasikan perbaikan kontraksi penjualan untuk produk properti residensial di pasar primer pada periode triwulan keempat 2021. Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi mencapai 11,60 persen secara tahunan yang lebih rendah dibandingkan kontraksi pada periode sebelumnya yang sebesar 15,19 persen.
Untuk sumber pembiayaan terbesar, survei ini juga menunjukan kalau pengembang masih mengandalkan pembiayaan dari non perbankan untuk pembangunan proyeknya. Mayoritasnya masih mengandalkan dana internal, dari investor, maupun penjualan produk yang dilakukan secara inden.
“Porsi pengembang yang menggunakan dana internal mencapai 633,33 persen. Sementara dari sisi konsumen, mayoritasnya atau sekitar 63,33 persen pembiayaannya manggunakan fasilitas pembiayaan perbankan (KPR). Pangsa pasar masyarakat yang membeli menggunakan KPR mencapai 76,65 persen dari total pembiayaan,” imbuh Erwin.