Hadapi Musim Hujan Ekstrem, Pemkot Tangsel Percepat Proyek Turap Serpong Green Park

Pemkot Tangsel membangun turap dan ground tank di Serpong Green Park untuk mencegah banjir dan longsor saat hujan ekstrem.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan (bertopi), bersama tim teknis meninjau langsung pembangunan ground tank dan penguatan turap di Perumahan Serpong Green Park. Proyek ini bertujuan meredam kekhawatiran warga terhadap luapan sungai saat hujan ekstrem. (Foto: Ist)

Kota Tangsel, Semartara.News – Ancaman banjir dan tanah longsor yang sering mengancam penghuni Perumahan Serpong Green Park kini mendapat tanggapan konkret. Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Pilar Saga Ichsan, secara langsung mengawasi pembangunan dinding penahan dan sistem manajemen air di area tersebut pada Selasa, 16 Desember 2025.

Di tempat tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) mendirikan bronjong sebagai dinding penahan tanah, sekaligus sebagai pelindung agar aliran air sungai tidak merembes ke pemukiman saat hujan lebat.

“Saya melihat pekerjaan pemasangan bronjong sebagai dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsor,” kata Pilar.

Ia menambahkan bahwa Pemkot Tangsel telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan mendapat izin untuk memasang bronjong di lokasi ini karena dianggap krusial.

Kunjungan ini bertujuan memastikan bahwa pembangunan dinding penahan benar-benar dapat melindungi perumahan yang terletak lebih rendah dari aliran sungai di sekitarnya.

“Kami diizinkan memasang bronjong karena ini sangat mendesak. Ada beberapa titik yang mengalami longsoran dan retakan. Beberapa jalan juga retak. Saya khawatir jika hujan deras terjadi, bisa menyebabkan longsor dan kecelakaan bagi warga,” jelasnya.

Selain memperkuat tepian sungai, Pemkot Tangsel juga mengimplementasikan sistem penyimpanan jangka panjang dengan membangun tangki bawah tanah.

Air hujan dari lingkungan warga dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian dipompa ke sungai saat debit air menurun. Langkah ini dilakukan untuk menghindari efek air balik yang sering memicu banjir saat intensitas hujan tinggi.

“Kemudian, di Serpong Green Park ini, kami memasang tangki bawah tanah sebagai tempat penyimpanan sementara, sehingga air dari sekitar bisa masuk ke sana, lalu kami pasang pompa,” ujarnya.

Pembangunan dinding penahan di Serpong Green Park dimulai pada 2024 menggunakan APBD murni dan perubahan pada 2025. Hingga pertengahan Desember 2025, kemajuan pekerjaan telah mencapai sekitar 90 persen.

Dinding penahan dibuat dengan tinggi rata-rata dua meter, sedangkan bronjong mencapai empat hingga enam meter hingga ke dasar, dikerjakan secara bertahap di lokasi-lokasi paling rentan erosi.

Pilar menekankan bahwa proyek ini bukan hanya konstruksi fisik, tetapi juga usaha untuk memberikan keamanan bagi masyarakat. Dengan target rampung akhir Desember 2025, ia berharap Serpong Green Park bebas dari ancaman longsor dan banjir saat musim hujan ekstrem.

“Yang terpenting, warga bisa tenang. Mereka tidak lagi cemas setiap kali hujan deras turun,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan