Jakarta, Semartara.News — Upaya memperkuat peran guru dalam membentuk karakter siswa terus menjadi perhatian SDN Kali Anyar 02, Tambora, Jakarta Barat. Hal ini terlihat dari kegiatan penguatan bagi pendidik dan tenaga kependidikan yang digelar pada Sabtu (22/11/2025) di Amaris Hotel–Mall Season City, Kali Anyar, Jakarta Barat.
Kepala Sekolah SDN Kali Anyar 02, Ahmad Rojali, M.Pd., membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan keluarga dalam membentuk karakter anak. Menurutnya, pembiasaan positif yang diterapkan guru di sekolah harus berlanjut di rumah.
“Kerja sama yang baik antara orang tua dan guru sangat penting untuk menjaga keseimbangan peran dalam mendidik dan membiasakan hal-hal positif kepada anak. Jika pembiasaan di sekolah selaras dengan yang diterapkan di keluarga, karakter baik akan tumbuh secara alami,” ujarnya.
Materi inti disampaikan oleh Dr. Zulkifli, MA, yang menyoroti bahwa pembentukan karakter tidak dapat berdiri sendiri tanpa keteladanan nyata dari guru. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa guru bukan sekadar penyampai pengetahuan, tetapi figur yang membimbing perkembangan moral siswa.

Menurut Zulkifli, pendidikan karakter akan berjalan optimal jika guru mampu menghadirkan keteladanan, pembiasaan yang baik, serta pembelajaran yang mengandung nilai moral dan etika. Ia juga menekankan bahwa dukungan keluarga menjadi faktor penentu efektivitas pembentukan karakter.
“Guru bisa menjadi teladan, tetapi tanpa dukungan keluarga yang kondusif, proses internalisasi nilai moral pada diri anak tidak akan maksimal. Kolaborasi guru, sekolah, dan orang tua adalah fondasi utama,” jelasnya.
Selain Zulkifli dan Ahmad Rojali, kegiatan juga diisi oleh narasumber lainnya, Hadi Hidayat, yang memperkuat perspektif mengenai pentingnya lingkungan pendidikan yang selaras untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral.

Kegiatan penguatan pendidik ini diharapkan menjadi ruang refleksi sekaligus penyegaran bagi guru-guru SDN Kali Anyar 02 dalam memahami kembali peran strategis mereka. Di tengah tantangan zaman, guru dituntut tidak hanya mengajar, tetapi juga membangun karakter peserta didik melalui contoh nyata dan lingkungan belajar yang positif. (*)







