Guntur Soekarnoputra Ungkap Metode Bung Karno “Ambeg Parama Arta”

Guntur Soekarnoputra
Orasi Kebangsaan Guntur Soekarnoputra dalam acara webinar DPP PA GMNI (Foto - Info Kongres PA GMNI)

Jakarta, Semartara.News – Guntur Soekarnoputra menyarankan Presiden Republik Indonesia (RI) Ir. Joko Widodo untuk menerapkan teori “ambeg parama arta” dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Teori ini disampaikannya dalam orasi kebangsaan yang diselenggarakan oleh Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Jumat (18/6/2021).

Menurut putra Bung Karno ini, “Ambeg Parama Arta” adalah salah satu metode yang digunakan oleh Presiden Soekarno saat menyelesaikan persoalan bangsa saat itu.

Kalau berkenan, Presiden Joko Widodo melakukan apa yang dilakukan oleh Bung Karno dahulu yaitu ‘ambeg parama arta’,” ucapnya.

“Ambeg parama arta” lanjut Guntur, maksudnya adalah pandai-pandai memilih hal-hal yang harus dikerjakan segera karena tidak dapat ditunda-tunda lagi, dan menunda hal-hal yang masih dapat ditunda.

“Apakah Presiden Jokowi setiap harinya saat ini dapat duduk bersantai-santai sambil minum segelas kopi saya rasa pastinya tidak, saya berani jamin seperti juga Bung Karno dulu pikiran Presiden Jokowi pasti juga berputar-putar laksana angin puting beliung setiap harinya apalagi menghadapi berbagai masalah,” tutur putra Bung Karno, Mas Guntur Soekarnoputra.

Menurut dia beraneka ragam hal dan persoalan terjadi dan membuat heboh, seperti, misalnya, kasus parpol, perpanjangan jabatan presiden 3 periode, kasus pengadilan korupsi, bahkan sampai tokoh-tokoh yang sudah memasang ancang-ancang kuda-kuda untuk Pilpres 2024.

Belum lagi lanjut dia bangsa saat ini juga menghadapi persoalan pandemik COVID-19, tidak hanya dari sisi kesehatan saja tapi juga persoalan ekonominya juga.

Kemudian, masalah yang paling menghadang di depan presiden saat ini kata dia adalah pilihan mana yang harus didahulukan antara kesehatan atau ekonomi karena pandemik COVID-19 tersebut.

“Untuk menyelesaikan kedua-duanya sekaligus rasanya mustahil, jadi harus ‘ambeg parama arta’, yakni kesehatan harus didahulukan, bila masalah COVID-19 sudah dapat diminimalisasi masalah ekonomi dapat secara maksimal diatasi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan