Gerakan Tanam Cabai di Tangsel, Strategi Sederhana Hadapi Lonjakan Harga Pangan

Pemkot Tangsel galakkan gerakan tanam cabai dan terong untuk jaga ketahanan pangan serta tekan inflasi harga kebutuhan pokok.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menanam bibit cabai dalam kegiatan Gerakan Tanam Serentak di Kecamatan Serpong, Selasa (16/9/2025). (Foto: Ist)

Kota Tangsel, Semartara.News – Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan menanam cabai dan terong sebagai upaya sederhana dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus mengendalikan inflasi.

Dalam sambutannya saat membuka Gerakan Tanam Serentak di Serpong pada Selasa, 16 September 2025, Benyamin menyampaikan bahwa kebutuhan sehari-hari seperti cabai, bawang, garam, dan sambal selalu hadir di meja makan, namun pasokannya masih banyak bergantung pada luar daerah.

Menurut Benyamin, cabai merupakan salah satu komoditas yang sangat berpengaruh terhadap inflasi. Dengan jumlah rumah tangga di Tangsel yang mencapai sekitar 400 ribu, permintaan cabai yang tidak diimbangi dengan ketersediaan akan menyebabkan kenaikan harga.

“Jika permintaan cabai tinggi sementara stoknya terbatas, harga otomatis naik. Inilah yang disebut inflasi—permintaan banyak, barang sedikit,” jelasnya.

Gerakan menanam cabai ini dapat dilakukan dengan cara sederhana, mulai dari pekarangan rumah hingga metode hidroponik. Pemerintah Kota Tangsel telah menyiapkan 2.000 bibit cabai dan 2.000 bibit terong untuk didistribusikan kepada masyarakat.

“Kenapa terong? Itu karena permintaan dari ibu-ibu. Jadi, kami juga menyediakan bibit terong,” tambah Benyamin.

Ia juga mengajak warga untuk memanfaatkan lahan terbatas dengan budidaya kreatif, salah satunya menggunakan ember bekas. Dalam metode ini, ember dilubangi untuk menanam cabai, sementara bagian dalamnya dapat diisi dengan ikan lele.

“Kotoran ikan lele menyuburkan tanaman, sedangkan tanaman menyediakan oksigen bagi ikan. Ini adalah siklus yang saling menguntungkan,” ujar Benyamin.

Benyamin menegaskan bahwa keterbatasan lahan bukanlah halangan untuk berinovasi. Dengan teknologi sederhana, kreativitas, dan semangat gotong royong, ia yakin masyarakat Tangsel dapat menjaga ketahanan pangan sekaligus menekan kenaikan harga pangan.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3), Yepi Suherman, menyatakan akan terus mendorong gerakan menanam cabai dan terong sebagai langkah menjaga ketersediaan pangan sekaligus menekan inflasi.

Menurut Yepi, inflasi sering terjadi karena stok barang yang terbatas sehingga harga naik. Dengan program tanam serentak ini, diharapkan kebutuhan cabai dapat dipenuhi dari dalam wilayah sendiri.

“Inflasi biasanya terjadi karena stok barang terbatas, sehingga harga naik. Ke depannya, jika produksi cabai di wilayah ini bisa mencapai 3 ton, kebutuhan masyarakat Tangsel bisa terpenuhi tanpa terlalu bergantung pada pasokan luar,” jelas Yepi.

Ia menambahkan bahwa tahun ini pemerintah telah mendistribusikan ribuan bibit cabai dan terong kepada kelompok wanita tani (KWT) yang tersebar di seluruh kecamatan. Sekitar 70 KWT ikut berpartisipasi dalam gerakan ini.

“Setiap KWT rata-rata menerima 200 bibit cabai dan 200 bibit terong untuk ditanam. Tahun depan, kami berencana mengembangkan program ini ke tanaman bawang merah,” pungkasnya. (Idris Ibrahim)

Tinggalkan Balasan