Jakarta, Semartara.News – Film “Glo, Kau Cahaya” akan tayang perdana pada Senin (6/3) ini, dengan pemutaran perdana di Bintaro Jaya XChange Mall, Tangerang Selatan.
Produser Eksekutif Hamka Handaru optimistis bahwa film ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia karena film ini memiliki pesan bermakna yang bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi masyarakat Papua.
“Kami ingin menyampaikan pesan bahwa Papua juga mampu dan dapat sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia. Bekerja pada film ini adalah sebuah kehormatan. Semoga film ini diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia,” kata Hamka dalam siaran pers pada Senin.
Sementara itu, aktor Kevin Royano yang memerankan tokoh Julvri dalam film “Glo, Kau Cahaya” mengakui merasa takut saat pertama kali mendapatkan tawaran untuk bermain dalam film ini. Pasalnya, peran yang dia mainkan sangat jauh berbeda dengan kehidupannya sehari-hari, mulai dari cara berbicara, bahasa, budaya, aktivitas fisik, dan lainnya.
“Saya sempat berpikir untuk mundur dari proyek ini karena saya pikir saya tidak cukup mampu. Namun saya memutuskan untuk memberikan semua yang saya bisa,” kata Kevin.
Kevin berharap bahwa film “Glo, Kau Cahaya” ini dapat menginspirasi siapa pun yang menontonnya. “Pendidikan melalui film sangat penting dan kita dapat memperkenalkan budaya Indonesia yang sangat kaya kepada dunia. Saya berharap film Glo Kau Cahaya dapat memberikan kenangan manis bagi penontonnya,” tambahnya.
Aktor lain yang terlibat dalam film ini adalah Wulan Guritno, yang menjelaskan alasan mengapa dia tertarik untuk berpartisipasi dalam film ini.
“Menurut saya, ceritanya sangat keren. Ini tentang seseorang yang menghadapi ujian dan kemudian berusaha bangkit dari masalah tersebut, semangat untuk kembali ke dunia sebelumnya dalam situasi yang sekarang,” ujar Wulan.
Wulan berharap bahwa penonton dapat memperoleh sesuatu dari film ini. “Film adalah jendela kehidupan, kejadian, situasi, dan kondisi yang mungkin tidak dapat kita alami secara langsung, tetapi kita dapat diinformasikan melalui film. Sehingga kita dapat menyampaikan atau mengedukasi sesuatu melalui film,” tambahnya.
Mamat Alkatiri juga menceritakan bagaimana ia bermain dalam peran yang cukup menantang dalam film ini. “Ini cukup menantang, terutama bagaimana (peran saya) harus selalu ceria di tengah masalah yang dihadapi teman-temannya, serta karakter sebagai seorang rapper yang benar-benar cukup menantang bagi saya,” kata Mamat.
“Glo, Kau Cahaya” merupakan film besutan sutradara Ani Ema Susanti. Film yang terinspirasi dari beberapa kisah nyata tersebut menceritakan kisah hidup Gloria yang jungkir balik setelah kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat.
Kehidupan Gloria semakin terpuruk setelah ia terpaksa merelakan kedua kakinya yang mengalami kelumpuhan. Anak muda asal Papua itu pun tersungkur dalam lembah depresi.
Beruntung dia memiliki Isy, sang nenek yang terus berada di sisinya. Secercah cahaya harapan pun muncul ketika terdapat kejuaraan renang untuk atlet difabel pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua.
Dari kejuaraan tersebut, Gloria belajar mengenai esensi kemenangan sesungguhnya.
Pengambilan gambar “Glo, Kau Cahaya” memakan waktu satu bulan, yang menurut Ema berjalan cukup berat, salah satunya karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi selama 20 hari timnya melakukan syuting di Papua. Selain itu, tantangan lain yang mereka hadapi adalah dalam hal melakukan validasi dialog mengingat dari awal sampai akhir film ini menggunakan bahasa asli Papua. (Sayuti)