Berita  

Enam Pemuka Agama Bicara Toleransi di Festival Al-Azom

SEMARTARA – Keberagaman agama dan budaya disebut sebagai salah satu dasar terbentuknya Indonesia. Hal itu disampaikan Pastor Gereja Katolik Santo Agustinus Karawaci Romo Clemens Tribawa Saksana dalam diskusi kebangsaan Festival Al-Azom, Rabu (11/9/2019).

Toleransi tanpa basa-basi. Demikian tajuk diskusi kebangsaan di Aula Majelis Ulama Indonesia Kota Tangerang. Enam pemuka dari enam agama di Indonesia meramaikan Festival Al-Azom Kota Tangerang. Toleransi keberagaman umat beragama jadi topik utama yang dihadiri mereka.

“Kita agama berbeda tapi bangsa sama. Mari kita mulai dari sesuatu yang mempersatukan bukan dengan sesuatu yang membedakan,” kata Clemens.

Ibarat puzzle yang setiap bagiannya berbeda namun saling menguatkan begitulah keberagaman di Indonesia. Toleransi karenanya merupakan perekat perbedaan. Bila satu bagian puzzle itu digeser, kata Clemens, maka rusaklah kesatuan itu.

Selain Clemens, pemuka agama lainnya yang hadir yakni Muhammad Qustulani, Bhikkhu Gunaseno, I Ketut Sudana, Doni Susanto, dan Rudy Gunawijaya.

Penyelenggara diskusi tersebut, ketua BKPRMI Kota Tangerang Romi Abidin menjelaskan, ‘Toleransi Tanpa Basa-basi’ merupakan upaya menjaga kerukunan umat beragama Kota Tangerang dari perpecahan. Menurutnya, kerukunan beragama rentan diganggu hoaks dan radikalisme.

“Kita berharap keberagaman dan keberagamaan di Kota Tangerang kondusif dan jauh dari radikalisme, hoaks juga. Kita sepakat untuk memerangi hoaks dan radikalisme,” harapnya.

Diskusi rangkaian kegiatan Festival Al-Azom 2019 ini juga diharapkan Romi dapat memperkuat sinergitas antarumat beragama dalam pembangunan daerah.

“Kita berharap kasih sayang antarumat beragama ini langgeng di Kota Tangerang. Puncak dari agama adalah cinta atau kasih sayang,” tukasnya. (irfan)

Tinggalkan Balasan