Jakarta, Semartara.News – Pandemi Covid-19 banyak menyisakan kisah jatuh-bangun pekerja di berbagai industri, tidak terkecuali pariwisata yang terdampak cukup hebat.
Dikutip Antaranews, Kawasan Danau Toba Sumatera Utara yang merupakan destinasi super prioritas, termasuk yang terkena dampak, mulai dari angka kunjungan wisatawan yang anjlok, hingga sejumlah pekerja yang mesti dihadapkan pada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir menunjukan bahwa saat pandemi tahun pertama, kunjungan wisatawan mancanegara turun drastis dari kisaran 50.000an di tahun 2019, menjadi hanya 2.000an di tahun 2020.
Di antara banyaknya pekerja sektor pariwisata yang harus menghadapi efisiensi, Candra (31 tahun) merupakan salah satu yang beruntung. Pria asal Pematang Siantar ini bekerja sebagai front office di sebuah Hotel di Pulau Samosir. Ia bersyukur tidak terkena PHK sejak awal pandemi hingga saat ini memasuki era kenormalan baru.
Saat kunjungan wisatawan turun drastis dan hotel tempatnya bekerja sepi, ia memanfaatkan waktu tersebut untuk mengasah keterampilan terutama Bahasa Inggris yang lebih spesifik menunjang pekerjaannya di bidang hospitality.
“Sebelumnya saya merasa (kemampuan Bahasa Inggris) masih kurang, butuh banget (mengambil kursus). Kemudian saya belajar Bahasa Inggris yang lebih spesifik buat pekerja hotel, misalnya bagaimana cara menghadapi tamu yang komplain,” ujar Candra.
Pria dengan latar belakang pendidikan di bidang akuntansi ini menerangkan bahwa selama ini wisatawan asing yang datang ke Kawasan Danau Toba, didominasi dari Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura. Namun ia yakin, dalam waktu dekat wisatawan asing bakal lebih banyak lagi yang mendatangi danau kaldera ini.
“Sejak covid membaik, Samosir kan jadi salah satu destinasi prioritas, jadi kemungkinan bisa seperti tahun 90an lagi, turis Eropa bakal ramai kembali,” pungkas Candra.