SEMARTARA, Tangerang – Sebagai salah satu perumahan terbesar dan terlengkap di Tangerang, Citra Raya memiliki fasilitas lengkap dalam memanjakan warganya. Salah satunya adalah masalah sampah.
Dalam hal ini, melalui program berkesinambungan, Eco Culture yang menjadi budaya perusahaan Citra Raya juga memiliki tempat pengelolaan sampah mandiri. Tempat pengelolaan sampah ini berdiri atas lahan seluas 4 hektar.
Melalui program Eco Culture ini, Citra Raya secara rutin mengadakan berbagai kegiatan untuk mengajak warganya memanfaatkan sampah menjadi berkah. Dengan dikemas dalam program Eco Care, kali ini mengambil tema ‘Pilah Pilih Sampah Jadi Berkah’. Kegiatan ini dilaksanakan di Cluster Graha Pesona, Graha Raflesia dan Graha Segovia.
Deputy General Manager Estate Management PT Ciputra Residence, Meita Mediawati, menjelaskan, dengan populasi warganya yang mencapai lebih dari 65 ribu jiwa, Citra Raya menjadi kawasan yang cukup besar, dan otomatis pula berkontribusi menghasilkan sampah rumah tangga yang besar.
Meski demikian, dengan adanya pengolahan sampah secara mandiri ini, persoalan sampah kawasan tersebut bisa diatasi. Bahkan, hasil pengolahan sampah tersebut menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan untuk pemupukan tanaman di seluruh kawasan Citra Raya.
Keberhasilan ini juga, kata Meita, tidak lepas dari peran manajemen, termasuk seluruh lapisan masyarakat khususnya yang berada di kawasan Citra Raya. Untuk itu, berbagai kegiatan sosialisasi kepada masyarakat pun menjadi agenda rutin bagi Citra Raya.
Meita juga mengatakan bahwa Citra Raya tidak hanya memiliki kewajiban untuk menyiapkan fasilitas, namun juga memiliki tanggungjawab untuk mengedukasi warganya agar berperan aktif dalam melakukan pengelolaan sampah rumah tangga untuk bisa berdaya guna juga bernilai.
Dalam kegiatan Eco Care tahun ini, menurut Meita, sekaligus dalam rangka peringatan HUT CitraRaya yang ke-24 dengan melaksanakan rangkaian kegiatan Eco Celebration. Ada Eco Bike, Eco Roboc, Eco Run, dan Eco Care yang telah dilaksanakan sejak 26 Agustus lalu.
“Tingginya sampah rumah tangga tidak hanya dikontribusi oleh besarnya warha yang mendiami kawasan itu, tapi juga dikontribusi oleh pola pengetahuan masyarakat akan sampah itu sendiri. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari sampah rumah tangga ditumpuk salah satu wadah tanpa memilahnya. Mana yang bisa didaur ulang, dijadikan kompos atau sampah berbahaya. Dengan adanya kegiatan Eco Care yang kami mulai di 3 cluster ini, kami harapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam melaksanakan pemilahan sampah organik, nonorganik dan berbahaya yang bisa dimulai dari rumah masing-masing,” papar Meita Mediawati.
Meita menuturkan, selain untuk memberikan edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, warga juga diajak untuk turut berperan dalam pengolahan sampah untuk memilah, memilih dan mendapatkan berkah dari hasil pengolahannya.
“Tanpa kita sadari, sampah juga masih memiliki nilai yang cukup tinggi jika kita lebih kreatif memproduksi berbagai produk berbahan dasar sampah. Untuk itu, kita mengajak aktivis dari Taman Baca masyarakat (TMB) untuk memberikan edukasi dan memberikan pelatihan pembuatan berbagai produk berbahan dasar sampah,” jelas Meita.
Dalam kegiatan ini, lanjut Meita, masyarakat sangat antusias dan lebih terbuka dalam menyikapi persoalan sampah. Terlebih, warga jadi mengetahui bagaimana beratnya bersentuhan langsung dengan sampah, selain bau yang menyengat dan kotor.
“Sebagai puncak dari kegiatan ini, warga akan mendapat pendampingan secara khusus dari TBM untuk dapat memproduksi barang berbahan dasar sampah. Dan pada acara serangkaian Eco Celeration nanti, Citra Raya akan menyediakan stand khusus untuk memamerkan sekaligus memasarkan produk-produk hasil sampah tersebut,” pungkasnya. (Helmi)