Berita  

Dirjenbud Hilmar Farid: Gali nilai-nilai Universal Candi Borobudur

Dirjenbud Hilmar Farid
Dirjen Kebudayaan (Dirjenbud) Hilmar Farid berkunjung ke Balai Konservasi Borobudur (dok. kemendikbud)

Jakarta, Semartara.News – Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, penetapan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas membuka kesempatan untuk menggali lebih dalam nilai universal yang ada pada situs warisan dunia tersebut.

“Kita tahu ada penetapan Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas di 2019. Jadi memang karena ingin mendapatkan status tersebut maka ada fokus cukup kuat untuk mengembangkan Borobudur sebagai sebuah destinasi,” ujar Dirjenbud Hilmar Farid dalam Webinar Pengelolaan Warisan Dunia di Indonesia diakses dari Jakarta, Rabu (29/4/2021).

Kondisi itu, menurut dia, tidak masalah tapi justru perlu kemampuan untuk dapat menggali nilai universal yang luar biasa dari sebagai landasan destinasinya yang diperkuat.

“Dan saya kira sangat penting untuk perlu pembedaan antara atraksi dengan destinasi,” ujar Hilmar.

lanjut Dirjenbud Hilmar Farid, Candi Borobudur yang ada di atas bukit itu adalah atraksi, sama halnya dengan Candi Mendut dan Pawon serta 39 situs lainnya di sekitar Borobudur, yang jika dijahit dengan narasi yang solid akan menjadi bagian dari destinasi.

Dan dalam perencanaan ke depan, di samping mempertahankan kawasan candi sebagai situs warisan dunia yang sangat penting, juga pengelolaannya harus bisa memberi manfaat pada masyarakat luar, ujar dia.

“Prinsip yang mau kita pegang menetapkan narasinya dulu, Borobudur mau dilihat sebagai apa?” katanya, dikutip dari Antaranews.com, Rabu (28/4/2021).

Terdapat tiga kata kunci di antaranya, distinctive atau berbeda karena merupakan monument Budhis terbesar yang berdiri sendiri, mahakarya dengan menggunakan tidak kurang dari satu juta batu yang bersifat authentic, dan unique.

Yang saat ini sedang dikerjakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait penetapan Borobudur sebagai destinasi super prioritas, kata Hilmar, yakni menata bangunan di Subkawasan Pelestarian 1 (SP-1) dan SP-2. Lalu menata Zona 1 dan Zona 2 candi untuk mengurangi komersialisasi target selesai 30 April 2021, membuat skema pengelolaan pengunjung yang targetnya selesai Juni 2022, pengembangan atraksi baru di SP-1 dan SP-2.

Selanjutnya, mengembangkan narasi untuk pengunjung dan pemandu pada Mei 2021, pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) yang targetnya beroperasi 15 Desember 2021, lalu melakukan studi pengembangan kawasan Borobudur melibatkan kampus merdeka pada Juni 2021.

Tinggalkan Balasan