Serang, Semartara.News — Transformasi digital menjadi kunci utama Bank Banten dalam memperkuat daya saing dan menjelma sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang modern, efisien, dan kompetitif. Melalui pengembangan layanan digital yang berkelanjutan, Bank Banten berhasil mencatatkan kinerja positif hingga akhir kuartal III 2025 dengan pertumbuhan signifikan di berbagai indikator keuangan.
Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami, menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, tetapi menjadi strategi utama dalam memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kualitas pengalaman nasabah. “Kami akan terus memperkuat layanan digital dan tata kelola yang baik agar pertumbuhan Bank Banten berkelanjutan serta mampu bersaing di era transformasi perbankan,” ujarnya dikutip dari Infobanknews, Kamis (30/10/2025).
Kinerja positif tersebut tercermin dari lonjakan laba bersih sebesar Rp10,70 miliar, naik 43,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara total aset Bank Banten mencapai Rp9,5 triliun, tumbuh 24,15 persen dari posisi September 2024 sebesar Rp7,65 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansi kredit yang meningkat 22,01 persen menjadi Rp4,45 triliun, jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional yang hanya 7,20 persen.
Selain itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga mencatat pertumbuhan kuat sebesar 27 persen secara tahunan, dengan total mencapai Rp6,54 triliun. Di sisi lain, efisiensi operasional membaik dengan Cost to Income Ratio (CIR) turun signifikan dari 105,26 persen menjadi 85,27 persen, menandakan peningkatan efektivitas dalam operasional berbasis digital.
Kinerja cemerlang dan komitmen inovasi tersebut turut mengantarkan Bank Banten meraih penghargaan Bank Pembangunan Daerah Paling Inovatif 2025 dalam ajang Kabar Banten Award yang digelar di Hotel Aston Serang, Jumat (31/10/2025).
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus tumbuh sehat dan berdaya saing, sekaligus membuktikan bahwa Bank Banten siap menjadi BPD modern yang mengedepankan layanan digital dan kepercayaan publik,” pungkas Busthami. (*)
