Tangerang, Semartara.News – Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Banten, mendorong penerapan kurikulum muatan lokal bahasa daerah. Kebijakan ini ditargetkan dimulai pada tahun ajaran 2024/2025 di sekolah tingkat SD dan SMP. Tujuannya adalah melestarikan budaya lokal sekaligus memperkuat identitas siswa terhadap daerahnya.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Dr. Mas Iman, menegaskan pentingnya langkah ini. Menurutnya, generasi muda kini kurang memahami sejarah dan budaya lokal.
“Saat ini banyak yang tidak mengetahui tokoh atau pahlawan asal Tangerang. Kurikulum ini dapat mengubahnya,” ungkapnya. Kurikulum ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran siswa terhadap sejarah dan identitas Tangerang.
Bahasa Daerah Prioritas Kurikulum
Penerapan kurikulum ini juga menjadi cara strategis menjaga kelestarian bahasa lokal. Bahasa daerah saat ini menghadapi ancaman serius dari modernisasi. Untuk itu, Dewan merekomendasikan kewajiban berbahasa daerah satu hari setiap minggu.
“Penggunaan bahasa lokal di sekolah bisa menguatkan identitas budaya siswa,” tambah Dr. Mas Iman.
Dr. Komaruzzaman, Ketua Bidang Litbang Dewan Pendidikan, menambahkan bahwa tiga bahasa lokal menjadi prioritas. Bahasa Sunda Banten, Jawa Banten, dan Betawi akan menjadi basis kurikulum.
“Melalui ini, generasi muda bisa mengenali bahasa daerah sebagai bagian dari budaya mereka,” jelasnya.
Selain itu, Dewan merekomendasikan pengembangan kurikulum kaligrafi. Hal ini didasari oleh keberadaan Kampung Lengkong Kyai yang dikenal sebagai pusat seni kaligrafi di Indonesia.
Penguatan Nilai Agama di Tangerang
Dewan Pendidikan juga mengusulkan kebijakan jam belajar masyarakat untuk siswa. Kolaborasi dengan Kemenag dan MUI menghasilkan aturan jam belajar dari pukul 19.30 hingga 20.30 WIB. Kebijakan ini bertujuan menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia.
“Waktu ini didedikasikan untuk mengaji dan belajar di rumah,” ujar Dr. Komaruzzaman. Sinergi ini diharapkan mampu memperkuat pelestarian budaya dan nilai agama di Kabupaten Tangerang. Dengan upaya ini, keberlanjutan budaya dan karakter unggul generasi muda bisa terjaga. (Sayuti/Ril)