Jakarta, Semartara.News – Deklarasi Partai Masyumi, tak membuat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) khawatir. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend), Achmad Baidlowi, kehadiran partai itu merupakan hak politik yang perlu dihargai.
“KAMI kan Ormasnya, orangnya berpolitik. Biasalah, yang begitu-begitu itu kan banyak. Ya kita hormatilah, kita hargai itu hak politik, hak masing-masing,” tutur Achmad Baidlowi, melalui pesan selulernya, Senin (9/11/2020).
Baidowi mengingatkan, eksistensi partai itu diuji pada ajang Pemilihan Umum (Pemilu). Secara tersirat, Anggota Komisi VI DPR RI ini menyinggung, bahwa membesarkan partai politik itu bukan perkara mudah.
Partai Masyumi Reborn itu diketahui dideklarasikan oleh Sebagian Tokoh-tokoh yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), seperti Ahmad Yani. Namun menurut Awik, hal itu bukan jaminan bahwa partai tersebut bisa diterima atau tidak.
“Tapi terkait dengan eksistensi partai itukan perlu diuji dalam pemilu. Karena bisa jadi orang itu hebat di satu bidang, belum tentu dia hebat di politik. Kan banyak itu contohnya,” kata Achmad Baidlowi.
“Kami sih tidak terlalu ini (khawatir). Mereka punya hak, tapi batu ujinya di Pemilu apakah partai itu laku atau tidak. Sebelum itu pun harus diuji, apakah partai itu lolos persyaratan atau tidak,” sambung anggota DPR RI dari Dapil Madura ini.
“Ketika pemilu, apakah bisa lolos Parlemen Threshold (PT) atau tidak. Dan PPP tidak khawatir, karena kita punya segmentasi yang berbeda,” tegas Awik.
Sebelumnya, Deklarasi Partai Masyumi digelar di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta Pusat pada Sabtu (7/11/2020), kemarin. Tanggal tersebut merupakan tanggal Hari Lahir Masyumi yang ke-75.
Pembacaan deklarasi Partai Masyumi, dipimpin oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A. Cholil Ridwan. “Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan ‘Masyumi’,” kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual, dikutip dari CNN. (AD)