Namun ada juga yang menyebutkan debus berasal dari daerah Timur Tengah bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu cara penyebaran Islam pada waktu itu.
Sementara yang lainnya menyebutkan bahwa debus berasal dari tarekat Rifa’iyah Nuruddin al-Raniri yang masuk ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien (1848—1908).
Sayangnya kesenian asli Banten ini sekarang hanya ditampilkan dalam acara-acara besar saja seperti acara adat, pernikahan, acara sunatan, perayaan besar keagamaan, hari kemerdekaan serta tampil saat ada wisatawan yang berkunjung.
Pelaku kebudayaan dan penggiat kesenian debus ini pun semakin sedikit saja.
Padahal Debus, ya tadi itu, sudah mampu membuat orang Banten bisa berjalan di atas bara api sambil mengunyah kaca.
Dan kesenian ini tidak ada dijumpai di belahan dunia manapun.(Jack)
Melansir dari berbagai sumber