Cuaca Membaik, Nelayan Tradisional di Kabupaten Lebak Kembali Melaut

Nelayan Tradisional
Nelayan tradisional di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di Kabupaten Lebak, sejak sepekan terakhir kembali melaut setelah empat bulan cuaca buruk yang melanda perairan Samudra Hindia. (Foto - Antara)

Lebak, Semartara.News – Sejak sepekan terakhir, Nelayan tradisional di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di Kabupaten Lebak, kembali melaut setelah empat bulan cuaca buruk yang melanda perairan Samudra Hindia.

“Kami sekarang berani melaut karena cuaca relatif normal,” kata Dedi (55) seorang nelayan TPI Bayah Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, dikutip dari LKBN Antara, Jumat (12/3/2021).

Selama ini, kata Dedi, tangkapan ikan cukup melimpah seperti ikan layur, tembang, tongkol, salem, bentong, kue, dan cumi-cumi. Pendapatan nelayan meningkat karena, cuaca di pesisir pantai selatan normal dibandingkan empat bulan lalu dengan ketinggian ombak disertai tiupan angin cukup besar.

“Kami hari ini bisa pulang ke rumah membawa uang Rp400 ribu hasil pelelangan ikan itu,” tuturnya menjelaskan.

Hal senada juga disampaikan oleh nelayan TPI Binuangeun, Kabupaten Lebak, Acuy (50). Dia bersama nelayan lain, kini beramai-ramai melaut dengan menggunakan perahu kincang, serta dilengkapi alat tangkap rawe atau pancing.

Nelayan di sini, kata dia, kebanyakan nelayan tradisional dengan perahu kincang, dan mereka melaut ada yang sore juga malam dan pulang kembali besok pagi. “Kami merasa lega setelah cuaca normal bisa kembali melaut, bahkan pagi tadi membawa uang Rp400 ribu bersih setelah dipotong retribusi dan bahan bakar minyak,” katanya.

Ujang (55), seorang nelayan TPI Pulau Manuk, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya kini melaut karena cuaca normal setelah cuaca perairan Samudera Hindia membaik. Saat ini, terangnya, nelayan tradisional kembali melaut dan bersemangat lagi untuk melakukan aktivitas penangkapan ikan di pantai selatan.

Beruntung, jelas Ujang, tangkapan ikan saat ini melimpah, karena dipastikan sudah tiba musim selatan. Biasanya, ujar dia, musim selatan itu ikan-ikan dari Afrika berimigrasi untuk berkembangbiak di perairan Samudera Hindia. “Kami sudah dua pekan melaut bisa membawa uang bersih Rp300-450 ribu/hari,” katanya.

Sementara itu, Kepala PPI Binuangeun Kabupaten Lebak, Ahmad Hadi menuturkan, saat ini jumlah nelayan di Lebak tercatat 3.600 jiwa, dan sebagian besar nelayan tradisional kembali melaut setelah cuaca normal.

Sebelumnya, ujar dia, nelayan pesisir pantai Kabupaten Lebak menganggur akibat gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang dan hujan deras. “Kami yakin produksi ikan akan meningkat jika cuaca normal dan bermuara pada kesejahteraan nelayan,” katanya.

Tinggalkan Balasan