Sosok  

Buku Baru Athari Farhani: Dari Nusantara ke Kosmodrom, Catatan Mahasiswa Doktoral Indonesia di Moskow

Kisah Athari Farhani di Rusia hadir dalam buku Dari Nusantara ke Kosmodrom, inspirasi untuk generasi muda Indonesia.
Athari Farhani, penerima beasiswa doktoral asal Tangerang Selatan, Banten, di Rusia, berpose di depan sebuah bangunan ikonik. Dari negeri orang, Athari menuangkan pengalaman dan refleksi pribadinya dalam buku berjudul Dari Nusantara ke Kosmodrom: Senandung Pena dari Orbit Moscow, yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. (Foto: Ist)

Sosok, Semartara.News – Kisah kehidupan Athari Farhani, mahasiswa doktoral berprestasi asal Tangerang Selatan, Banten, yang menempuh studi di Rusia, bukan hanya cerita pendidikan semata, melainkan juga sumber motivasi bagi banyak orang. Dari negeri asalnya, ia merangkai pengalaman dan pemikiran pribadinya ke dalam sebuah karya berjudul Dari Nusantara ke Kosmodrom: Senandung Pena dari Orbit Moscow.

Karya setebal lebih dari 120 halaman ini, menurut Athari, melampaui sekadar dokumentasi perjalanan geografis dari Indonesia ke Rusia. Ia menyajikannya sebagai renungan jiwa, interaksi antar-budaya, serta eksplorasi arti kehidupan yang ingin dibagikan, terutama kepada pemuda Indonesia.

“Karya ini bukan hanya narasi perantauan. Saya harap pembaca bisa memandang dunia dari perspektif unik—seperti astronot yang mengamati planet dari angkasa. Dari ketinggian itu, kita menyadari betapa remehnya eksistensi kita di alam semesta, tapi betapa berharganya setiap tindakan yang kita lakukan,” kata Athari saat berbincang dengan media, dikutip Jumat, 3 Oktober 2025.

Identitas dan Lambang Perantauan

Athari mengungkapkan bahwa pemilihan judul “Dari Nusantara ke Kosmodrom” mencerminkan warisan budaya dan jati dirinya sebagai warga Indonesia. Kosmodrom, fasilitas peluncuran pesawat luar angkasa utama di Rusia, dijadikan metafor untuk ekspedisi menuju horizon baru dan ambisi yang tak terbatas.

Subjudul Senandung Pena dari Orbit Moscow menegaskan bahwa setiap catatannya muncul dari lingkaran pengalaman di ibu kota Rusia—sebuah cara segar untuk menafsirkan realitas global.

Rusia yang Ramah dan Penuh Empati

Lewat bukunya, Athari berupaya menghancurkan prasangka bahwa Rusia adalah negara yang sejuk dan kaku. Dari pengalamannya, ia justru menemukan banyak keakraban, bantuan, dan keikhlasan dari dosen serta teman seperjuangan.

“Mereka bukan hanya pendidik, tapi juga penerima tamu pertama bagi kami sebagai orang asing. Mereka mendidik tidak hanya lewat materi pelajaran, tapi melalui kesabaran, ketegasan, dan dorongan moral. Saya bersyukur bertemu dengan pengajar seperti Dudakova Taisia Olegovna dan Cekalina Anastasia Sergeevna,” kenangnya.

Motivasi bagi Pemuda Masa Kini

Dengan karyanya, Athari ingin menyuntikkan semangat bagi kalangan muda Indonesia, khususnya yang sedang atau berencana mengejar pendidikan di luar negeri. Ia menekankan bahwa petualangan sesungguhnya bukan soal relokasi fisik, melainkan transformasi batin dan intelektual yang membangun kematangan diri.

“Saya ingin karya ini berfungsi sebagai penghubung, tidak hanya antar Indonesia dan Rusia, tapi juga antar individu dengan esensi dirinya. Pengalaman perantauan mengajarkan kita tentang kerapuhan diri, tapi justru di sana kita temukan nilai mendalam dari keberadaan,” pungkas Athari. (*)

Tinggalkan Balasan