Berita  

Budaya dan Dekadensi Moral Jadi Tema Diskusi Publik oleh Wartawan Pokja Kabupaten Tangerang

Kompol Sukardi saat memberikan pemaparan dalam kegiatan Diskusi Publik oleh Pokja Wartawan Harian Kabupaten Tangerang.

SEMARTARA, Tangerang (1/12) – Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Harian Kabupaten Tangerang menggelar kegiatan diskuisi publik dengan tema “Kabupaten Tangerang dalam Bingkai Budaya dan Dekadensi Moral”. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serbaguna Sport Club Citra Raya, Kamis (30/11) ini diikuti oleh para seniman, Forum TBM, Mahasiswa, dan berbagai elemen masyarakat.

Hadir sebagai narasimber Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang Yusrizal, Kabid Kebudayaan pada Dinas Pemuda Olaharaga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Tangerang M. Mahtuh, Kasi Kesiswaan dan Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan Chairil Apriliana, Ketua Forum TBM Kabupaten Tangerang Andri Gunawan dan Kasat Narkoba Polresta Tangerang Kompol Sukardi.

Kegiatan diskusi ini diawali dengan penampilan Tari Cukin,salah satu tari kreasi tradisional khas Kabupaten Tangerang oleh siwi SMK 4 Kabupaten Tangerang dibawah binaan Sanggar Karina Tigaraksa. Ketua Panitia Diskusi Publik, Widi Hatmoko menjelaskan, kegiatan ini rangkaian dari kegiatan Festival Seni Tradisional dan Pasar Rakyat yang digelar sejak 4 November 2017 lalu.

Menurut wartawan yang juga sebagai pemerhati budaya di Kabupaten Tangerang ini, sesuai dengan tema kegiatan tersebut, dan memperkenalkan salah satu kesenian tradisional Kabupaten Tangerang, kegiatan dibuka dan ditutup dengan tarian cukin. “Tari cukin ini kan seni tari kreasi yang berakar pada seni tradisional Kabupaten Tangerang, perlu kita kenalkan kepada masyarakat. Apalagi ini menjadi salah satu tarian khas Kabupaten Tangerang,” ujar Widi Hatmoko.

Ia juga mengatakan, kegiatan ini digagas dari rasa keprihatinan para wartawan ketika dalam melakukan peliputan banyak menemukan para penggiat seni tradisional yang kesulitan dalam mengapresiasikan karya-karyanya, karena keterbatasan ruang untuk berkreativitas. Selain itu, kalah saingnya seni dan budaya tradisional oleh kreativitas moderen yang hadir lewat pesatnya teknologi internet, jadi ancaman dekadensi moral di kalangan masyarakat terutama generasi muda.

“Makanya dalam dikusi ini kita menghadirkan beberapa stakehoulder pemerintah yang berkompetensi dalam menangani permasalahan ini, yaitu dinas pendidikan, dinas pemuda olahraga budaya dan pariwisata,dan dinas pendidikan. Jika tiga elemen ini bisa bersinergi dengan masyarakat, dan aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian, permasalahan dekadensi moral yang sudah mulai mengarah ke dunia kriminalitas akan mudah dicegah dan diatasi,” paparnya.

Bicara soal budaya dan dekadensi moral, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang, Yusrizal mengungkapkan, gerakan literasi harus tumbuhkembangkan, agar masyarakat, terutama generasi muda lebih mencintai dunia membaca ketimbang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Hal ini juga dilakukan oleh pihak Dinas Perpustakaan dan Arisp Kabupaten Tangerang dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat dan kelompok-kelompok komunitas.

“Budaya membaca ini sangat penting, karena membaca ini harus jadi peradaban,” katanya.

Kasat Narkoba Polresta Tangereng, Kompol Sukardi menambahkan, banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba yang pelakunya rata-rata adalah remaja, yang diantaranya juga ada pelajar, karena kurangnya ruang untuk kreativitas. Menurut Sukardi, jika generasi muda hari-harinya banyak diisi oleh kegiatan-kegiatan yang positif, dan dikenalkan tentang kreativitas seni dan budaya, terutama yang berhubungan dengan kearifan lokal, bisa menekan angka kejahatan penyalahgunaan narkotika.

Untuk itu ia berharap, masyarakat dengan pihak kepolisian harus bersinergi dan melakukan gerakan yang sama sesuai dengan peran masing-masing. Masyarakat juga harus proaktif dengan pihak kepolisian, terutama terhadap gejala-gejala yang mengarah rusaknya mental generasi.

“Apalagi sekarang ini ada yang namanya hemyner dan tromadol, kedua jenis ini sangat mudah untuk didapatkan, karena harganya pun lebih murah dibandingkan dari narkoba. Untuk itu, mari kita bersama-sama membentengi generasi jangan sampai terjerumus dalam dekadensi moral yang mengarah ke dunia kriminalitas,” tandasnya.  (Sayuti)

Baca juga:

  1. Yaya Amalia: Tukang Jamu Keliling Cantik Ini Ternyata Penyanyi Campursari
  2. Sejahterakan Petani, Pemprov Gagas BUMD Pertanian
  3. Banten Targetkan Juara Umum MQK 2017 di Jepara

Tinggalkan Balasan