Peringatan kelahiran Pancasila 1 Juni atau 18 Agustus sempat menjadi polemik setelah Prof Dr. Nugroho Notosusanto menulis buku Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara di tahun 1981. Buku tersebut mengambil sumber dari buku Moh. Yamin Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945. Dan buku Mohammad Yamin kemudian dijadikan dasar penyusunan buku Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI yang diterbitkan oleh Sekretariat Negara. Buku Nugroho Notosusanto dan Sekneg menjadi referensi resmi, termasuk dalam melihat kelahiran Pancasila. Untuk itu, sekali lagi, bangsa Indonesia perlu belajar dan dewasa dalam melihat sejarah bangsanya yaitu kembali pada dokumen sejarah yang benar-benar Otentik (kini tersimpan di ANRI) dan percaya pada kesaksian atau testimoni pelaku dan saksi sejarah yang terlibat dalam sidang BPUPK dan atau PPKI.
Perdebatan yang sering mengemuka saat peringatan Hari Lahir Pancasila seyogyanya diakhiri.
Semua dokumen dan pelaku sejarah sudah menjelaskan dan mendukung bahwa 1 Juni 1945 adalah hari lahir Pancasila. Kata hari lahir Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ketua BPUPK Dr Radjiman Wedyodiningrat dalam pengantar buku pidato Soekarno 1 Juni di sidang BPUPK yang diterbitkan tahun 1947 di Yogyakarta.
“Bahkan pada perayaan Hari Lahir Pancasila pada tahun 1958, M Yamin secara eksplisit dalam pidato tertulis yang berjudul dalam Sistem Filsafat Pancasila menyebut hari lahir Pancasila itu 1 Juni1945” ujar Sejarawan, Hariyono.
Kata dia, tokoh yang paling sering berbicara soal kelahiran Pancasila 1 Juni adalah Bung Hatta. Wapres RI pertama itu menuliskan kelahiran Pancasila dalam buku memoarnya. Bung Hatta juga menyinggung soal ini saat menerima gelar DR honoris causa di bidang hukum dari Universitas Indonesia pada 30 Agustus 1975.
“Dalam pidatonya, Bung Hatta antara lain menceritakan kronologis bagaimana Pancasila lahir dan kemudian menjadi dasar negara,” tandas Hariyono.
Penegasan juga disampaikan saat Bung Hatta memimpin Panitia Lima. Panitia Lima dibentuk oleh Menko Kesra Jenderal Surono Reksodimedjo pada 1975. Surono saat itu melaksanakan himbauan Presiden Soeharto untuk menjelaskan Pancasila secara utuh.
“Panitia Lima. Bung Hatta sebagai ketua. Anggotanya Prof. Ahmad Soebardjo, Prof Sunario, Prof AG Pringgodigdo, Prof Sunario dan AA Maramis. Dokumen hasil Panitia Lima yang berjudul “Uraian Pancasila” ini bisa dicek di arsip nasional dan berbagai perpustakaan” beber Hariyono.
Dan yang sangat terkenal adalah wasiat Bung Hatta kepada Guntur Soekarnoputra, putra sulung Soekarno. Dalam wasiat yang ditulis awal 1980-an itu, Bung Hatta tegas menyatakan Bung Karno yang melahirkan Pancasila. Penegasan karena dalam kurun waktu tersebut banyak muncul wacana yang meragukan Soekarno sebagai penggali Pancasila.