Bikin “Bobol” Devisa, Ananta Wahana Minta BUMN Pariwisata Percepat Bali Jadi Destinasi Wisata Kesehatan

bali sebagai destinasi wisata kesehatan
Ananta Wahana saat Reses Komisi VI DPR RI bersama BUMN PT Pertamina, PGN, PLN, PT Avisiasi Pariwisata Indonesia dan PT Angkasa Pura 1, di Pullman Legian Bali, Senin (18/4/2022).

Bali, Semartara.News – Anggota Komisi VI DPR RI Ananta Wahana meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cluster pariwisata agar mempercepat Bali menjadi destinasi wisata kesehatan di Indonesia.

Karena, kata Ananta, masyarakat Indonesia tergolong boros dalam menghamburkan devisa untuk urusan kesehatan.

Sementara potensi Bali untuk menjadi destinasi wisata kesehatan (health destination) dan wisata medis (medical tourism destination), sangat besar.

Ananta menyampaikan hal itu saat Reses Komisi VI DPR RI di Pullman Legian Bali bersama BUMN PT Pertamina, PGN, PLN, PT Avisiasi Pariwisata Indonesia dan PT Angkasa Pura 1, Senin (18/4/2022).

Lantaran itu, ujar Ananta, Bali bisa menjadi destinasi wisata kesehatan, agar wisatawan lokal tak perlu lagi pergi berobat ke luar negeri, karena di dalam negeri sudah memadai layanannya.

Menguras Devisa Negara

Menurut Ananta, bagi mereka yang berkantong tebal, berobat atau sekadar check up kesehatan lebih memilih rumah rakit mancanegara, khususnya di Negara tetangga Malaysia dan Singapura.

“Devisa kita terkuras untuk berobat ke luar negeri. Setiap tahun mencapai Rp97 triliun,” ungkap Ananta.

“Bahkan hingga Rp161 triliun atau setara US$ 11,5 miliar. Dan sekitar 80% adalah berobat ke Malaysia,” imbuhnya.

Hal itu mencuat lantaran ada anggapan rumah sakit di luar negeri lebih canggih, ditambah biaya yang relatif murah dan pelayanan yang lebih baik.

Terlebih beberapa negara menawarkan paket menarik wisata kesehatan, yakni berobat sambil plesiran.

“Ini potensi bisnis menggiurkan. Karena apa, orang yang berobat kan tidak sendirian, pasti bawa pendamping. Nah, pasti juga kan mereka butuh akomodasi,” kata Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan itu.

Banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri menjadi tantangan bagi industri pariwisata Indonesia untuk introspeksi dan berbenah.

“Kalau ingin berkualitas, maka semuanya harus serba berkualitas juga. Kecepatan pelayanan, pembenahan administrasi, kompetensi tenaga medis. Semuanya harus diperbaiki,” ucapnya.

Selebihnya belanja kesehatan sebagian masyarakat Indonesia ke luar negeri, sudah bikin “bobol” devisa negara. Ini harus segera ditutup.

“Dan jalannya, ya tadi itu. BUMN Pariwisata harus segera mempercepat Bali jadi destinasi wisata kesehatan di Indonesia,” ujar wakil rakyat di Senayan Asal Dapil Banten III Tangerang Raya itu. (jack)

Tinggalkan Balasan