Jakarta, Semartara.News – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa likuiditas ekonomi atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2023 meningkat 8,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) menjadi Rp8.271,7 triliun.
Mengutip Antaranews, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, pertumbuhan tersebut didorong terutama oleh peningkatan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 8,5 persen (yoy).
Peningkatan M2 pada Januari 2023 terutama disebabkan oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Penyaluran kredit pada Januari 2023 tumbuh sebesar 10,2 persen (yoy), setelah tumbuh 11 persen pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.
Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat menurun sebesar 20,5 persen (yoy), setelah menurun sebesar 13,9 persen pada bulan sebelumnya.
Kredit yang disalurkan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman (Loans) dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dianggap setara dengan pinjaman seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo.
Selain itu, kredit yang disalurkan tidak mencakup kredit yang diberikan oleh bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) adalah ukuran statistik yang digunakan untuk mengukur jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian suatu negara.
M2 mencakup uang tunai di tangan masyarakat, simpanan di bank, serta surat berharga yang dapat dengan mudah diuangkan seperti deposito berjangka, deposito berupa emas, dan rekening giro.
M2 mencakup semua jenis uang yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan investasi dalam perekonomian.(Sayuti)
